6 Penyakit Menular Seksual yang Harus Kamu Tahu, Bisa Berujung Kematian

Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2019, 19:00 WIB
Ilustrasi wanita sakit
Pernahkah area kewanitaan Anda terasa sakit setelah melakukan hubungan intim? Cari tahu penyebabnya yuk!

Liputan6.com, Jakarta Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit yang juga sering disebut dengan istilah penyakit kelamin ini menular lewat darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya. Salah satu jalur penghubung penyakit menular seksual tentu saja adalah hubungan seks.

Bagi pasangan yang sudah menikah, hubungan seks memang menyehatkan secara fisik dan juga psikis. Selain itu, lewat hubungan seks pula pasangan suami istri bisa mendapatkan keturunan. Namun hubungan seks akan membahayakan jika kamu melakukannya sembarangan atau tidak menggunakan pengaman. Sebab, beragam penyakit menular seksual bisa menghampiri dan tak jarang mampu mengancam nyawamu atau pasanganmu. Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual.

Secara global, kasus penyakit menular seksual ini lebih sering terjadi pada kalangan muda atau usia remaja. Hal Ini terkait perilaku seks bebas yang semakin marak dilakukan oleh kalangan remaja. Peningkatan perilaku seks bebas ini juga terkait dengan meningkatnya kasus kehamilan yang tidak diinginkan dan pada akhirnya berujung aborsi.

Tidak hanya berhubungan seks, penularan penyakit seksual ini juga bisa terjadi melalui hubungan ibu pada janin dalam kandungan atau setelah bayi dilahirkan. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara bergantian atau berulang pun akan meningkatkan risiko penularan. Berikut 6 penyakit menular seksual (PMS) yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (19/1/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyakit Menular Seksual

Ilustrasi pasangan
Ilustrasi pasangan

1. Sifilis

Sifilis merupakan salah satu jenis infeksi penyakit menular seksual akibat kehadiran bakteri yang disebut Treponemapallidum. Sifilis dapat dideteksi dari adanya luka kecil tanpa rasa sakit di organ kelamin, anus atau bahkan di dalam rongga mulut.

Sifilis membuat penderitanya mengalami nyeri di alat kelamin, lalu tumbuh bisul, kemudian diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening serta demam. Jika tidak diobati dengan baik, maka sifilis bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian.Penularan sifilis terjadi ketika ada interaksi seksual, baik seks biasa maupun seks oral. Sifilis tidak dapat menulari orang lain melalui penggunaan barang-barang bersama atau pertukaran air liur.

2. Gonore

Penyakit gonore lebih banyak diidap para pria, terutama pria biseksual di kawasan negara berkembang. Tingkat kesadaran penggunaan kondom yang rendah memicu penyakit gonore. Gonore merupakan penyakit menular seksual berupa cairan nanah putih dan kekuningan. Penyakit gonore dapat menginfeksi rongga mulut.

Gonore adalah penyakit penyakit menular seksual lainnya yang terjadi akibat bakteri. Gonore membuat penderitanya mengalami rasa sakit saat buang air kecil, keluarnya cairan abnormal di alat kelamin, serta demam. Gonore yang tidak ditangani bisa memecah sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kematian.

Dalam tes laboratorium, beberapa jenis obat kumur (yang mengandung alkohol 21,6 persen) dapat mengurangi tingkat bakteri gonore, sedangkan larutan garam tidak ampuh mengurangi bakteri gonore.

3. HIV AIDS

HIV AIDS merupakan salah satu penyakit yang tersebar dalam bentuk virus dan hingga saat ini masih belum ditemukan cara untuk menyembuhkannya. Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, terdapat beberapa hal yang perlu diingat oleh masyarakat.

Beberapa perilaku sederhana yang dilakukan sehari-hari saja sebenarnya dapat membuat seseorang terhindar dari penyebaran HIV AIDS. Selain itu juga terdapat cara penanganan jika seseorang memang berisiko terkena penyakit tersebut.

AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuhmu jadi rentan terhadap semua jenis infeksi yang bisa berakhir dengan kematian.


Penyakit Menular Seksual

Ilustrasi wanita sakit
Terkadang ada masalah di area kewanitaan yang tidak disadari oleh wanita. Apa sajakah tanda-tanda itu?

4. HPV

HPV atau Human papillioma virus membuat munculnya kutil di mulut dan alat kelamin. Penderitanya bisa mengalami demam, nyeri di pangkal paha, hingga kematian bila tidak diobati. Sebuah penelitian mengungkap bahwa pria memiliki risiko terkena HPV (human papilomavirus) lebih tinggi jika pasangan mereka memiliki infeksi HPV mulut atau pada kelamin.

"HPV adalah penyakit menular seksual yang paling banyak terjadi di dunia dan ini bisa meningkatkan risiko kanker seperti kanker serviks, vagina, vulva, anal, dan lainnya," ungkap ketua peneliti Eduardo Franco dari American Association for Cancer Research dilansir dari Merdeka.com.

Penelitian ini mengungkap bahwa penularan HPV visa terjadi melalui kontak mulut dengan mulut atau mulut dengan daerah genital pasangan.

5. Herpes

Herpes adalah penyakit kulit yang cukup umum ditemui. Penyakit ini ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung berisi cairan yang berkelompok di permukaan kulit. Herpes kadang juga disebut penyakit cacar oleh sebagian orang. Penyebab herpes kulit adalah virus herpes yaitu virus HSV.

Seperti penyakit menular seksual lainnya. Herpes juga disebabkan karena infeksi virus yang membuat daerah genital sakit lalu menurunkan sistem kekebalan tubuh dan bisa berujung pada kematian.

6. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang terjadi karena infeksi bakteri dan kebanyakan menyerang perempuan. Trikomoniasis yang menular ini menyebabkan vagina gatal, nyeri, dan bau. Kemudian penyakit ini juga bisa meningkatkan risiko kanker rahim yang mampu membahayakan nyawa. Salah satu gejala penyakit ini adalah keluarnya cairan berwarna kekuningan dari vagina dan rasa gatal. Biasanya terjadi tiga sampai 28 hari setelah infeksi terjadi.

 

 

Reporter: Heri Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya