Liputan6.com, Jakarta Sinusitis merupakan salah satu gangguan kesehatan yang cukup menyiksa dan mengangggu pernapasan. Sinusitis dapat dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Gejala yang ditimbulkan oleh sinusitis mirip dengan gejala flu biasa.
Jika tak segera ditangani, sinusitis dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi tulang. Meski jarang terjadi, sinusitis juga dapat menyebabkan infeksi dan menyebar ke daerah sekitar mata, tulang, darah atau otak.
Advertisement
Baca Juga
Sinusitis juga kerap terjadi pada anak. Jika Anda mendapati anak mengalami pilek yang tak kunjung sembuh atau sering kambuh Anda perlu mencurigai penyakit sinusitis pada anak.
Nah agar Anda dapat mewaspadai sinusitis pada anak, berikut penjelasan mengenai penyakit sinusitis dari penyebab, cara menangani dan gejala sinusitis pada anak yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis(28/2/2019).
Mengenal Sinus dan Sinusitis
Sinus sendiri adalah struktur berupa rongga yang terletak di wajah. Rongga kosong ini terletak di ulang pipi (maxillary), bagian bawah dahi (frontal), bagian belakang rongga hidung (sphenoid), serta di antara hidung dan matang (ethmoid). Rongga sinus tidak tampak dari luar, tetapi fungsinya penting untuk mengurangi beban berat pada tengkorak kepala.
Salah satu tugas sinus adalah untuk menghasilkan mukus (cairan lengket dan tebal) di hidung. Mukus turut bekerja untuk mencegah masuknya kuman, allergen penyebab alergi, dan benda-benda asing yang dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh.
Rongga sinus memiliki saluran yang menyambung dengan hidung. Karena itu, infeksi atau peradangan yang terjadi pada hidung, misalnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dapat merambat ke sinus dan menyebabkan sinusitis. Sinusitis merupakan gangguan pada rongga sinus yang terjadi akibat sebuah peradangan.
Sebagian besar sinusitis sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala yang dirasakan serta pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik dokter akan melihat adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi.
Selain itu diagnosa juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan rhinoskopi. Ini adalah sebuah cara untuk melihat langsung ke dalam rongga hidung. Tujuannya adalah untuk melihat lokasi sumbatan.
Terkadang juga diperlukan penyedotan cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk pemeriksaan kuman. Pemeriksaan kuman berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI hanya diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal.
Advertisement
Sinusitis Pada Anak
Sinusitis merupakan peradangan pada rongga sinus yang sering terjadi pada anak-anak. Anak-anak memang sering mengalami ISPA, sehingga risiko mereka untuk terkena sinusitis juga terbilang besar.
Setiap tahunnya, rata-rata anak mengalami 6-8 kali ISPA dibandingkan orang dewasa. Diperkirakan sebanyak 0,5%-10% ISPA mengakibatkan komplikasi sinusitis. Penelitian juga menemukan bahwa sebanyak 6%-13% anak sampai usia 3 tahun pernah menderita sinusitis.
Penyebab Sinusitis pada Anak
Pada kondisi normal, sel dinding sinus akan menghasilkan lendir (mukus) untuk membantu mengeluarkan alergen atau polutan dari rongga hidung.
Namun, bila terinfeksi lendir ini akan terperangkap, volumenya akan bertambah, dan berisi bakteri atau virus. Karena terinfeksi, sel-sel yang ada di dalamnya pun akan meradang.
Sinusitis dapat terjadi akibat infeksi maupun tanpa infeksi kuman (noninfeksi). Kuman yang paling sering menyebabkan sinusitis adalah virus, yang dapat diperparah dengan tambahan infeksi dari bakteri. Pada anak-anak dengan daya tahan tubuh yang rendah, sinusitis juga dapat dipicu oleh bakteri yang lebih kuat maupun jamur. Sedangkan penyebab noninfeksi pada sinusitis adalah kondisi alergi.
Gejala Sinusitis Pada Anak
Gejala sinusitis pada anak maupun orang dewasa mirip dengan gejala flu, yaitu hidung mampet atau berair, keluar lendir berwarna kuning kehijauan dari hidung dan demam ringan. Namun, pada sinusitis terdapat nyeri di wajah terutama sekitar pipi, mata, dan dahi, penurunan indra penciuman, sakit gigi, dan bau mulut.
Anda dapat membedakan pilek biasa dari sinusitis dengan melihat perjalanan penyakit yang terjadi. Umumnya sinusitis ditandai dengan pilek yang tidak kunjung sembuh bahkan hingga 10 hari. Gejala pilek yang sempat membaik, namun memburuk kembali juga dapat menunjukkan adanya sinusitis. Batuk dan pilek yang sangat berat juga dapat dicurigai telah dikomplikasi dengan sinusitis.
Berikut gejala sinusitis pada anak yang perlu diwaspadai dan segera ditangani :
· Hidung tersumbat
· Pilek yang berlangsung lama atau kambuh berulang
· Dapat terjadi demam
· Bau mulut
· Ingus kental, dan terkadang ingus seperti mengalir di belakang hidung dan tenggorokan (disebut post-nasal drip). Post-nasal drip akan menyebabkan seseorang kerap berdeham untuk membersihkan lendir yang terasa mengalir di belakang tenggorokan
· Sakit kepala, misalnya saat menunduk (menandakan radang di sinus frontalis)
· Nyeri pada area wajah, misalnya pipi ketika sinus maksilaris mengalami radang
· Bengkak di area mata
Selain gejala sinusitis pada anak di atas, anak yang mengalami sinusitis biasanya menjadi lebih rewel, susah makan, dan suara yang terdengar bindeng.
Advertisement
Penanganan Sinusitis
Gejala sinusitis pada anak memang mirip dengan flu biasa. Dengan mengenalinya Anda dapat memberikan penanganan tepat untuk mengurangi gejala sinusitis pada anak.
Setelah mengetahui gejala sinusitis pada anak maka Anda perlu mengetahui cara menangani sinusitis agar tidak terus menganggu aktivitas anak. Sinusitis dapat sembuh dengan sendirinya meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan flu biasa, yaitu sekitar 7–10 hari atau bahkan hingga 2 minggu.
Sinusitis yang ringan bisa dikatakan tidak berbahaya. Namun, tetap saja dapat mengurangi kualitas tidur, nafsu makan, serta aktivitas belajar dan bermain anak. Meski sangat jarang terjadi, sinusitis memang bisa menjadi sumber infeksi ke otak dan menyebabkan meningitis.
Periksakanlah anak ke dokter jika mencurigai adanya gejala sinusitis pada anak. Antibiotik adalah obat yang paling sering diresepkan untuk menangani sinusitis. Anda juga dapat memberikan asupan cairan yang cukup untuk anak. Selain itu, bila ingus anak sangat kental dan sulit dikeluarkan, gunakan cairan saline untuk mengencerkan ingus.