Sunarti Pasien Obesitas Asal Karawang Meninggal Dunia

Sunarti, pasien obesitas asal Karawang meninggal dunia di rumahnya.

oleh Arie Nugraha diperbarui 02 Mar 2019, 13:54 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2019, 13:54 WIB
Sunarti
Pasien obesitas Sunarti dirawat di ruang fresia RSHS Bandung. (Liputan6.com/Huyogo )

Liputan6.com, Bandung Pasien obesitas asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sunarti, dikabarkan meninggal dunia di rumahnya usai menjalani operasi pengecilan lambung (bariatrik) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Saat dikonfirmasi, salah seorang anggota tim dokter dari spesialis konsultan endokrin metabolik diabetes RSHS Bandung, Hikmat Permana, membenarkan kabar meninggalnya Sunarti pada Sabtu, 2 Maret 2019, pagi. 

Sunarti diketahui pulang ke rumah pada Jumat, 1 Maret 2019, usai melakukan perawatan intensif di ruang rawat inap. Hikmat menyebut Sunarti dalam kondisi baik. Hanya saja wanita obesitas itu diharuskan untuk mengonsumsi makanan cair tinggi serat. 

"Kemarin sudah pulang dan sudah beraktivitas sendiri. Jumlah makan sudah sesuai anjuran, semoga nanti di rumah bisa taat. Tapi sayangnya tiba-tiba meninggal tadi subuh," ujar Hikmat melalui pesan pendek, Bandung, Sabtu, 2 Maret 2019.

Hikmat mengaku kaget saat mendengar kabar meninggalnya Sunarti. Salah satu alasan dipulangkannya, kata Hikmat, karena dia sehat dan bisa bergerak.

Hikmat belum memberikan rincian pasti, soal keadaan umum kategori sehat dan bisa bergerak Sunarti. Namun yang pasti, pasien berusia 40 itu sudah bisa duduk.

"Betul tadi subuh Bu Sunarti meninggal dunia di rumahnya. Padahal pasien pulang dalam keadaan baik, sudah mampu duduk sendiri," ujar dokter dari spesialis konsultan bedah digestif (bedah pencernaan) RSHS Bandung, Reno Rudiman.

 

Kondisi Terakhir Pasien Obesitas Sunarti

Sunarti
Sunarti, pasien penderita obesitas dirawat di ruang fresia RSHS Bandung. (Huyogo Simbolon)

Pada akhir Februari 2019, tim penanganan Sunarti memberikan asupan cairan untuk mengetahui hasil operasi pengecilan lambung di ruang perawatan intensif instalasi gawat darurat (IGD). Akan tetapi, satu hari setelah meninggalkan RSHS, rumah sakit rujukan se-Jawa barat itu malah menerima kabar lain.

"Betul pak meninggal, barusan dapat kabar dari humas," Direktur Utama RSHS Nina Suasana menegaskan.

Pemberian cairan itu usai operasi berupa test feeding selama empat jam dan enteral hipokalori 50 mililiter sebanyak enam kali. Test feeding itu dilakukan sebagai percobaan pemberian cairan untuk mengetahui fungsi dan absorbi lambung dan usus.

Sedangkan pemberian enteral hipokalori adalah pemberian makanan cair dengan jumlah kalori yang rendah. Tak lama usai mendapatkan cairan, perawatan Sunarti dipindahkan ke ruang inap biasa.

Diruang inap biasa, Sunarti menerima asupan makanan padat yang dikonsumsi sedikit olehnya. Hal itu disebabkan adanya gangguan batuk pasca operasi. (Arie Nugraha)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya