Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh pada 3 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) meluncurkan "hearWHO". Aplikasi gratis ini memungkinkan penggunanya untuk memeriksakan pendengaran mereka secara teratur.
Selain pemeriksaan sederhana, para pengguna juga bisa melakukan intervensi awal apabila ada kasus gangguan pendengaran. Aplikasi ini ditargetkan untuk mereka yang berisiko mengalami gangguan pada telinganya atau yang sudah mengalami beberapa gejala terkait masalah pendengaran.
Baca Juga
Dalam siaran pers di laman resminya who.int, dikutip Minggu (3/3/2019), aplikasi ini sangat berguna, khususnya bagi orang-orang yang sering terpapar suara tingkat tinggi. Misalnya mereka yang sering mendengarkan musik keras, bekerja di tempat-tempat bising, orang yang menggunakan obat-obatan yang berbahaya bagi pendengaran, serta orang berusia di atas 60 tahun.
Advertisement
Seringkali, gejala gangguan pendengaran bisa meliputi dering di telinga atau tinitus, hilangnya kata-kata dalam sebuah percakapan, atau kecenderungan untuk meningkatkan volume perangkat bersuara. Karena itu, WHO menyatakan bahwa deteksi dini sangatlah penting untuk melihat perlukah dilakukan intervensi oleh profesional medis untuk masalah pendengaran yang dialami.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Berguna untuk fasilitas kesehatan
"Banyak orang dengan gangguan pendengaran tidak menyadarinya dan oleh sebab itu, mereka kehilangan kesempatan dalam pendidikan, profesional, serta kehidupan sehari-hari," kata Director of the WHO Department for the Management of Noncommunicable Diseases, Disability, and Violence and Injury Prevention WHO, Dr. Etienne Krug.
"Pemeriksaan pendengaran secara teratur memastikan bahwa gangguan pendengaran bisa diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin."
Untuk penggunaannya, hearWHO meminta seseorang untuk berkonsentrasi, mendengarkan, dan memasukkan tiga digit angka yang telah diminta. Angka-angka tersebut telah direkam di berbagai tingkat suara latar belakang yang mensimulasikan kondisi pendengaran dalam kehidupan sehari-hari. Nantinya, skor akan diberikan agar pengguna bisa terus memantau statusnya dari waktu ke waktu.
Selain indvidu, WHO juga mengatakan aplikasi ini bisa digunakan para penyedia layanan kesehatan. Tentunya, sebagai skrining pendengaran terutama yang tidak memiliki peralatan canggih.
"Yang terpenting, aplikasi ini akan membantu kita meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan telinga dan pendengaran," kata Pejabat Teknis WHO, Dr. Shelly Chadha.
Adapun, aplikasi ini bisa diunduh di Play Store dan App Store. Untuk saat ini, bahasa yang tersedia masih bahasa Inggris. Versi bahasa lain direncanakan tersedia pada akhir 2019.
Advertisement