FDA Setujui Obat Depresi Pascapersalinan untuk Pertama Kalinya

FDA Amerika Serikat baru saja menyetujui obat khusus depresi pascapersalinan untuk pertama kalinya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Mar 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 06:00 WIB
20151013-Ilustrasi Proses Melahirkan
Obat khusus tangani depresi pasca persalinan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Amerika Serikat Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat hari ini, Rabu, 20 Maret 2019 menyetujui injeksi Zulresso (brexanolone) untuk penggunaan intravena (IV) dalam mengatasi depresi pascapersalinan. Ini adalah obat pertama yang disetujui oleh FDA khusus menangani depresi pascapersalinan.

"Depresi pascapersalinan adalah kondisi serius, yang bisa mengancam jiwa. Perempuan mungkin bisa berpikir melukai diri sendiri atau anak mereka. Depresi pascapersalinan juga dapat mengganggu ikatan ibu-bayi," kata Direktur Division of Psychiatry Products, FDA Center for Drug Evaluation and Research, Tiffany Farchione, dikutip dari laman FDA, Rabu, 20 Maret 2019.

Persetujuan ini menandai pertama kalinya obat menangani depresi pascapersalinan. Namun, ada risiko serius dalam penggunaan obat ini, termasuk sedasi berlebihan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba. Meski begitu Zulresso telah disetujui berdasarkan Risk Evaluation and Mitigation Strategy (REMS).

Obat ini hanya tersedia untuk pasien di fasilitas perawatan kesehatan bersertifikat dengan penyedia layanan kesehatan mampu memantau pasien.

REMS mengharuskan pasien terdaftar sebelum pemberian obat. Zulresso diberikan dalam bentuk infus IV berkelanjutan selama 60 jam (2,5 hari). Adanya risiko kerusakan serius akibat hilangnya kesadaran secara mendadak, pasien harus dimonitor.

Pemantauan dilakukan dengan mengecek kadar oksigen dalam darah. Saat menerima infus, pasien harus ditemani dan berinteraksi dengan anak mereka.

Sebelum pemberian obat, pasien akan dikonseling tentang risiko pengobatan Zulresso dan diinstruksikan harus dimonitor untuk efek jika terjadi kehilangan kesadaran mendadak.

Setelah pemberian obat pun, pasien tidak boleh mengemudi, mengoperasikan mesin, dan melakukan kegiatan berbahaya lainnya sampai perasaan mengantuk akibat perawatan sepenuhnya hilang.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Reaksi penggunaan Zulresso

20151013-Ilustrasi Proses Melahirkan
Ada reaksi dalam penggunaan obat Zulresso. (iStockphoto)

Reaksi yang paling umum dilaporkan pasien yang diobati dengan Zulresso dalam uji klinis meliputi kantuk, mulut kering, dan kehilangan kesadaran. Penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan untuk mengubah rejimen terapeutik.

Misal, menghentikan Zulresso pada pasien yang depresi pascapersalinan memburuk atau yang mengalami pikiran untuk berperilaku bunuh diri.

Di sisi lain, kemanjuran Zulresso ditunjukkan dalam dua studi klinis pada peserta yang menerima 60 jam infus Zulresso atau placebo intravena terus-menerus. Perawatan ini diikuti selama empat minggu.

Satu studi yakni pasien dengan depresi pascapersalinan parah dan lainnya pasien dengan depresi sedang. Yang dilihat dalam penelitian berupa perubahan rata-rata awal dalam gejala depresi yang diukur dengan skala peringkat depresi.

Studi kedua menunjukkan Zulresso punya keunggulan mengurangi gejala depresi pada sesi infus pertama. Peningkatan depresi juga diamati pada akhir periode yang dipantau selama 30 hari.

Depresi pasca persalinan adalah episode depresi utama yang terjadi setelah melahirkan. Meskipun gejala dapat dimulai selama kehamilan, yang ditandai dengan kesedihan atau kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.

Gejala lain penurunan kemampuan untuk merasakan kesenangan (anhedonia). Bahkan muncul gejala seperti gangguan kognitif, perasaan tidak berharga atau rasa bersalah atau ide bunuh diri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya