Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengatakan bahwa suasana hati yang baik bisa didapatkan dengan berjalan-jalan, berbelanja, atau melakukan perawatan diri. Padahal, sebuah studi terbaru dari Iowa State University menemukan bahwa bersikap baik pada orang lain selama 12 menit memberikan Anda perasaan lebih baik.
"Berjalan-jalan dan menawarkan kebaikan kepada orang lain mengurangi kecemasan dan meningkatkan suasana hati serta rasa terhubung secara sosial," kata profesor psikologi Douglas Gentile seperti dikutip dari New York Post pada Minggu (31/3/2019).
Baca Juga
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies ini melakukan penelitian pada para peserta yang merupakan mahasiswa kampus. Mereka diminta untuk berjalan-jalan selama 12 menit dan mendapatkan beberapa cara untuk meningkatkan suasana hati yang berbeda-beda.
Advertisement
Beberapa siswa dalam kelompok "cinta kasih" diminta mengamati orang lain di sekitarnya dan berpikir pada diri mereka sendiri: "Saya berharap orang ini bahagia" secara tulus. Di sisi lain, para peserta dalam kelompok "interkoneksi" diminta untuk terhubung dengan orang lain seperti teman dan berbagi emosi.Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Membandingkan Diri Membuat Emosi
Ada juga kelompok ketiga yang diminta untuk membuat "perbandingan sosial." Mereka disuruh untuk berpikir bahwa mereka lebih baik daripada orang lain di sekitarnya. Kelompok kontrol hanya diminta untuk mengamati orang lain tanpa memperhatikan penampilan dan perilaku serta tidak mengeluarkan pemikirannya.
Para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang berada di kelompok "cinta kasih" memiliki perasaan bahagia, kepedulian, serta tidak terlalu cemas jika dibandingkan yang lainnya selama 12 menit. Sementara, kelompok "interkoneksi" menumbuhkan lebih banyak empat dan rasa peduli.
Para peserta dalam kelompok yang membandingkan dirinya dengan orang lain memperlihatkan kurangnya empati dan kepedulian. Gentile mengemukakan, hal seperti ini sering kita lihat dalam kehidupan bermedia sosial.
"Kita sering merasa iri, cemburu, marah, atau kecewa dalam menanggapi apa yang kita lihat di media sosial. Emosi itu mengganggu kesejahteraan kita," kata Gentile.
Advertisement