Kemiskinan Tinggalkan Jejak Genetik dalam Tubuh Manusia

Kemiskinan memiliki pengaruh pada gen dan kesehatan seseorang.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Apr 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2019, 18:00 WIB
Potret Masyarakat Miskin di Haiti
Seorang wanita memandikan putrinya di pantai saat mereka bersiap-siap untuk pergi ke gereja, di Warf of Port Cite Soleil di Port-au-Prince, Haiti (17/3). Cité Soleil merupakan lingkungan yang sangat miskin dan padat penduduk. (AP Photo/Dieu Nalio Chery)

Liputan6.com, Jakarta Kemiskinan meninggalkan jejak dalam tubuh manusia. Sebuah penelitian menemukan bahwa masalah ekonomi bakal meninggalkan tanda secara genetik.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa status sosial ekonomi seseorang merupakan penentu kesehatan dan penyakit yang dialami seseorang. Beberapa studi menemukan bahwa masalah terkait status sosial ini meningkatkan risiko beberapa penyakit.

Temuan terbaru menemukan bahwa kemiskinan meninggalkan sebuah cetakan dalam genetik manusia. Peneliti menyatakan bahwa status sosial ekonomi yang lebih rendah terkait dengan kadar metilasi DNA (DNA methylation/DNAm). Ini adalah tanda epigenetik kunci yang memiliki potensi untuk membentuk ekspresi gen.

Mengutip EurekAlert pada Senin (8/4/2019), bisa disimpulkan bahwa kemiskinan meninggalkan jejak di 10 persen gen dalam genom.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

Peran penting metilasi DNA

Kondisi Kampung Kumuh Tertua di Argentina-Villa 31-AFP-20170426
Kabel listrik yang malang melintang di kawasan Villa 31, Buenos Aires, Argentina (25/4). Wilayah ini terkenal sebagai kampung kumuh tertua, sekaligus simbol kemiskinan di Argentina. (AFP PHOTO/Eitan Abramovich)

Penulis utama Thomas McDade mengatakan ada dua alasan. Pertama, status sosial ekonomi telah lama diketahui sebagai penentu dari kesehatan seseorang, tetapi tubuh memiliki mekanisme untuk 'mengingat' pengalaman terkait hal itu, dengan cara yang belum diketahui.

"Temuan kami menunjukkan bahwa metilasi DNA mungkin memainkan peran penting," kata McDade yang merupakan profesor antropologi di Weinberg College of Arts and Sciences, Chicago, Amerika Serikat (AS).

Alasan kedua adalah pengalaman yang dialami terwujud dalam genom. Secara harafiah, mereka membentuk struktur dan fungsinya.

McDade sendiri terkejut ketika mereka menemukan begitu banyak hubungan antara status sosial ekonomi dan metilasi DNA di sejumlah besar gen.

"Pola ini menyoroti mekanisme potensial di mana kemiskinan memiliki dampak abadi dalam berbagai sistem dan proses fisiologis," kata peneliti yang juga merpakan kepala Laboratory for Human Biology Research di Weinberg College itu.

 

Membutuhkan penelitian lanjutan

800 Juta Warga India Hidup Dalam Kemiskinan
Dua warga duduk di samping puing reruntuhan permukiman kumuh di Banglore, India, 24 Juli 2018. Banyak warga miskin India bermigrasi ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan. (MANJUNATH KIRAN/AFP)

Temuan yang dipublikasikan di American Journal of Physical Anthropology ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Para ilmuwan masih ingin melihat apakah ada konsekuensi kesehatan dari metilasi berbeda yang ditemukan di tempat berbeda.

Mereka menemukan bahwa banyak gen yang terkait dengan proses respon imun terhadap infeksi, serta pengembangan kerangkan dan sistem saraf.

Ini bukan pertama kalinya sebuah penelitian memperlihatkan bahwa kemiskinan mempengaruhi gen manusia. Beberapa waktu lalu, ilmuwan dari Duke University di AS menemukan bahwa kemiskinan berpengaruh pada perilaku seseorang dan bisa diwariskan.

"Status sosial ekonomi yang rendah menimbulkan risiko melalui berbagai mekanisme, termasuk tingkat lebih tinggi stres yang dirasakan serta risiko lingkungan kumulatif seperti kualitas rumah yang buruk, polusi udara, serta paparan kekerasan," tulis pimpinan studi Dr. Johnna Swartz seperti dikutip dari Independent.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya