Kenapa Cuaca Panas Bikin Pengap?

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia sedang memasuki masa peralihan musim, dari musim hujan ke musim kemarau.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Apr 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2019, 19:00 WIB
Pria Berkeringat Gerah
Peralihan musim membuat cuaca panas terasa pengap. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta "Akhir-akhir ini cuaca panas sekali dan bikin pengap. Kenapa ya?" Begitulah keluhan beberapa rekan yang tinggal di Jakarta.

Walaupun sore hingga malam terkadang hujan, cuaca panas yang terjadi beberapa waktu di siang hari ini di Ibu Kota bisa dibilang cukup membuat pengap dan gerah. Terik menyengat saat di luar ruangan pun dialami.

Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi BMKG Marjuki dalam diskusi Hidroklimatologi membenarkan hal tersebut.

"Iya betul. Akhir-akhir ini cuaca memang panas. Itu terjadi karena efek dari transisi pancaroba (peralihan musim). Makanya, cuaca panas bikin kita merasa pengap," jelas Marjuki saat ditemui di Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia sedang memasuki masa peralihan musim, dari musim hujan ke musim kemarau. Peralihan musim ini terjadi awal April sampai pertengahan Mei 2019.

"Kita lagi pancaroba. Jadi, cuaca berubah-ubah. Bisa panas sekali, bisa juga tiba-tiba hujan," tambah Marjuki.

 

 


Panas yang terjebak

Marjuki menjelaskan lebih lanjut proses cuaca panas yang terjadi. Proses pemanasan terjadi dari pagi sampai siang hari.

"Kemudian terjadi penguapan yang sangat banyak. Hal itu berujung pada bagian atas (awan) tidak mampu lagi menerima uap air. Maka, panas akan terjebak di tengah-tengah antara daratan dan udara," paparnya.

Adanya panas yang terjebak harus diwaspadai karena menimbulkan ekstremitas (cuaca ekstrem) di beberapa wilayah. Misal, padang luas atau sabana bisa terjadi puting beliung.

"Kalau di wilayah kota seperti kita ini ya hujan deras bakal terjadi. Pernah juga beberapa waktu lalu kejadian hujan lebat dan angin kencang di Kuningan, yang atap bangunan sampai terangkat. Sementara di wilayah (Jakarta) lain enggak hujan selebat itu," ujar Marjuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya