Awas, Melewatkan Sarapan dan Telat Makan Malam Berbahaya bagi Jantung

Sering melewatkan sarapan dan telat makan malam ternyata tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, melainkan juga sulit pulih dari serangan jantung.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 21 Apr 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 09:00 WIB
20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi Serangan jantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sering melewatkan sarapan dan telat makan malam ternyata tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, melainkan juga sulit pulih dari serangan jantung. Hal itu diungkap oleh sebuah studi terbaru yang dipublikasikan Europian Journal of Preventive Cardiology.

Individu yang memiliki dua kebiasaan buruk terkait waktu makan itu empat hingga lima kali berisiko meninggal, terkena serangan jantung susulan, atau menderita nyeri dada dalam waktu 30 hari usai keluar dari rumah sakit karena serangan jantung.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa dua kebiasaan makan itu secara independen dikaitkan dengan kondisi yang lebih buruk setelah serangan jantung. Tapi memiliki sekelompok kebiasaan buruk hanya akan memperburuk kondisi tersebut," tulis Dr Marcos Minicucci dari Sao Paulo State University, Brazil dalam studi.

Dr Minicucci juga mengingatkan bahwa orang-orang yang bekerja lembur cenderung punya kebiasaan telat makan malam dan tak lapar pada pagi harinya.

 

 

Peringatan bagi penyintas serangan jantung

Studi terbaru dalam European Journal of Preventive Cardiology itu secara spesifik memperingatkan para penyintas serangan jantung (terutama pria usia pertengahan 60 tahun) sangat berisiko mengalami masalah jantung dan kematian dini karena telat makan serta melewatkan sarapan.

Makan saat larut malam juga kerap dikaitkan dengan masalah berat badan berlebih serta obesitas, atau penumpukan lemak di bagian tengah tubuh. Kondisi tersebut kerap dikaitkan pula dengan masalah jantung.

Studi mengenai kebiasaan makan yang dilakukan University of Pennsylvania juga menemukan, individu yang terbiasa makan pukul 08.00 dan 19.00 kemudian mengubah kebiasaan makan menjadi lebih siang dan di atas pukul 23.00 cenderung mengalami masalah kesehatan. Masalah tersebut antara lain kenaikan berat badan, peningkatan kadar insulin, gula darah, kolesterol, serta triglisedida yang semuanya bisa berbahaya bagi jantung.

Sementara melewatkan sarapan bisa membuat lebih lapar di siang hari sehingga mengalami lonjakan gula darah. Kondisi itu meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, serta kolesterol tinggi yang semuanya menjadi faktor risiko bagi serangan jantung dan stroke.

Dua jam sebelum tidur

Selain itu, studi yang dimuat dalam Journal of the American College of Cardiology menemukan bahwa melewatkan sarapan juga dikaitkan dengan pengerasan arteri. Studi di Harvard juga menemukan, pria usia 45 hingga 82 yang tak sarapan memiliki risiko 27 persen lebih tinggi untuk terkena serangan jantung atau meninggal karena penyakit jantung dibandingkan mereka yang selalu sarapan.

Mengutip laman New York Post, Dr Minicucci merekomendasikan untuk makan malam setidaknya dua jam sebelum tidur. Dia juga mendorong orang untuk memulai hari dengan sarapan sehat.

"Dikatakan, cara terbaik untuk menjalani hidup adalah dengan sarapan seperti raja," ujar Minicucci. Menu sarapan yang terdiri dari produk olahan susu tanpa atau rendah lemak, yogurt, keju, roti gandum, serelia, serta buah-buahan menurutnya telah memenuhi 15 hingga 35 persen dari asupan total kalori per hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya