Liputan6.com, Jakarta Melatih anak agar mandiri bisa dilakukan sedini mungkin. Orangtua bisa memulainya dengan memberi contoh, seperti pengalaman Mommy Wahyu Prasetyawati dari Babyologist berikut ini.
Time flies banget deh kalau lihat begini. Beberapa hari ini si Kakak Dimas (4y 8m) benar-benar menunjukkan kalau he is not a baby anymore. Mulai dari mandi sendiri, pilih dan pakai baju, makan sendiri, membantu mama bilas cucian gelas dan piring dan malam ini adalah mempersiapkan tempat tidurnya sendiri. Walaupun malam pindah juga ke kamar karena di depan banyak nyamuk ya Kak.
Baca Juga
Dia mulai dari pipis, cuci tangan dan kaki, gosok gigi. Lalu membereskan mainan yang berceceran dibantu mamanya lanjut menyapu lantai biar kakinya gak geli katanya nginjek yang kotor-kotor. Lalu menyeret-nyeret kasur lipat Carsnya ke depan, membentangkan dan minta bacakan tiga buku sebelum tidur.
Advertisement
Kalau begini mamanya mulai deh mellow-mellow kok cepet amat sih gedenya ah. Terima kasih ya Kakak for being always good boy. It takes a long consistency agar anak-anak bisa mandiri seusianya. Kenapa harus diajarkan mandiri? Ya karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan dia hadapi ke depannya. Sebagai orangtua kita wajib membekali mereka dengan ilmu-ilmu sehingga mereka akan tetap bisa survive di kemudian hari.
Bagaimana mengajarkan anak menjadi mandiri?
Give a good example
Langkah utama yang harus dilakukan orangtua adalah memberi contoh yang seharusnya dilakukan. Jangan diharapkan ana-anak bisa menyapu jika mama atau ayahnya tidak pernah menyapu. Anak-anak itu adalah copy paste dari lingkungannya, tinggal bagaimana kita mengarahkan agar yang ia contoh adalah hal-hal baik.
Encouragement
Next adalah memberikan encouragement atau semangat atau dorongan keberanian kepada anak. Yakinkan dengan kalimat positif. “Kamu pasti bisa, yuk berusaha dulu, kalau sudah berusaha dan nggak bisa boleh minta bantuan orang dewasa”. “Yuk coba lagi, kalau capek istirahat dulu nanti kita coba lagi yaa”.
Reward
Berikan penghargaan atau reward dengan pujian atau hadiah sewajarnya. “Wah, kakak sudah besar, tingginya udah mau se-mama, ukuran sepatunya juga udah nambah terus. Anak besar udah bisa mandi sendiri ya, hebat Alhamdulillah”. Atau “Kak, mama belikan es krim tuh ambil ya di freezer, makasih ya kakak tadi sudah membantu mama jemur baju”.
Reward adalah sebagai motivasi, pergunakanlah sesekali dengan bijak jangan terlalu kebablasan karena dikhawatirkan anak-anak akan melakukan sesuatu hanya karena reward semata.
Support
Tunjukkan bahwa orangtua selalu mendukung hal-hal yang ia kerjakan. Dampingi mereka tumbuh dewasa, jadilah tempat yang enak untuk bercerita.
Semoga bermanfaat.
Advertisement