Aroma Miss V yang Sehat Seperti Apa?

Vagina yang sehat memiliki aroma khas tersendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 21:00 WIB
Vagina Alat Kelamin Perempuan
Ilustrasi Foto Vagina (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Vagina yang sehat terkadang memiliki aroma khas tertentu. Sama seperti ketiak atau kaki yang memang memiliki aroma khasnya. 

Seperti dilansir Self, aroma khas yang tercipta di vagina dipengaruhi oleh berbagai faktor. Aroma vagina merupakan kombinasi dari bakteri normal yang berada di vagina, makanan jenis kain celana dalam, tingkat kebersihan, kebiasaan kamar mandi, dan apa yang dikeluarkan kelenjar.

"Agak sulit menerangkan aroma vagina sehat seperti apa, tapi saya bisa memberi tahu aroma vagina tidak sehat itu seperti apa," kata Jane Minkin, profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan ilmu reproduksi Yale University School of Medicine.

Satu yang pasti, vagina sehat itu tidak berbau seperti ikan busuk atau hal busuk lainnya.

"Bila vagina beraroma busuk kemungkinan dari bakteri vaginosis, yang merupakan tanda adanya ketidakseimbangan antara bakteri anaerob yang terlalu tinggi sehingga menghasilkan bau busuk," kata Mary.

 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

PH Vagina Pengaruhi Aroma

Vagina
Ilustrasi vagina (iStockphoto)

PH vagina juga memengaruhi aroma vagina. Menurut Sara Gottfried, Direktur Medis Gottfried Center for Integrative Medicine aroma vagina jadi berubah ketika pH berubah.

"Banyak wanita mengatakan bahwa vagina memiliki bau yang berbeda setelah menstruasi. Aroma vagina juga berubah setelah bercinta. Air mani memiliki pH sekitar 8, jadi ketika bercinta terjadi perubahan pH pada vagina," tutur Sara.

Dia pun menyarankan agar tidak membersihkan vagina menggunakan sabun atau menggunakan produk pewangi di bagian intim itu. Malah, kata Sara, bisa membuat aroma vagina jadi berbau tak sedap.

Kabar baiknya, vagina memiliki kemampuan membersihkan diri sendiri. Jika merasakan sesuatu pada vagina misalnya aroma yang berubah tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter Anda.

Penulis: Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya