50 Jam Operasi, Bayi Kembar Siam Asal Pakistan Berhasil Dipisahkan

100 tenaga medis berhasil membantu memisahkan bayi kembar siam Safa dan Marwa setelah operasi 50 jam di London.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Jul 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2019, 09:00 WIB
Ilustrasi ruang operasi (iStock)
Ilustrasi ruang operasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Safa dan Marwa Ullah, dua bayi kembar siam asal Pakistan akhirnya berhasil dipisahkan setelah 50 jam operasi. Upaya medis telah dilakukan selama berbulan-bulan dan membutuhkan banyak tenaga kesehatan.

Setidaknya, 100 tenaga kesehatan dan dokter terlibat dalam operasi pemisahan bayi kembar siam dua tahun yang dilakukan di Great Ormond Street Hospital (GOSH), London, Inggris tersebut.

"Kami senang bisa membantu Safa dan Marwa serta keluarga mereka. Ini merupakan perjalanan yang panjang dan kompleks bagi mereka dan bagi tim klinis yang merawat mereka," kata Dr. Noor ul Owase Jeelani, manan kepala bedah saraf di GOSH bersama dengan David Dunaway, kepala Unit Craniofacial di rumah sakit itu seperti dilansir dari Live Science, Senin (22/7/2019).

Kedua bayi itu dibawa dari Pakistan ke London ketika berusia 19 bulan. Setidaknya, sudah tiga operasi besar dijalaninya sejak Oktober 2018 sampai Februari 2019.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Operasi Pemisahan yang Menantang

Ilustrasi ruang operasi (iStock)
Ilustrasi ruang operasi (iStock)

Pihak rumah sakit menyatakan bahwa operasi pemisahan kembar siam sangat kompleks dan menantang. Mereka perlu dipecah menjadi serangkaian yang lebih kecil.

Prosedur pertama berfokus pada pemisahan otak dan pembuluh darah. Kemudian, dokter memasukkan sepotong plastik untuk pemisahan otak.

Prosedur selanjutnya adalah pemisahan tengkorak dilanjutkan dengan rekonstruksi bagian atas kepala mereka dengan tulang dan kulit mereka sendiri.

Untuk perencanaan operasi, dokter membuat replika anatomi dengan teknologi virtual reality. Mereka juga menggunakan model plastik 3 dimensi dari otak, tengkorak, dan pembuluh darah keduanya untuk melakukan prosedur tersebut.

Harus Belajar Berjalan

Ilustrasi ruang operasi (iStock)
Ilustrasi ruang operasi (iStock)

The New York Times melaporkan, pemulihan keduanya membutuhkan waktu tidak sebentar. Namun, mereka sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit pada 1 Juli lalu. Saat ini, mereka bersama dengan ibunya, Zainab dan sang kakek, Mohammad Sadat Hussain. Sang ayah sudah meninggal karena serangan jantung dua bulan sebelum kelahiran.

Mengutip Euronews, Jeelani mengatakan bahwa yang dibutuhkan sekarang adalah rehabilitasi.

"Mereka sekarang berusia dua tahun, tetapi bayi-bayi ini tidak pernah merangkak, mereka tidak pernah duduk sehingga mereka perlu diajari hampir cara melakukan semua hal di usia dua tahun ketimbang dua bulan," katanya.

Namun, Jeelani optimistis mereka bisa berjalan di usia tiga tahun.

"Itulah yang saya harapkan lihat."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya