Menkes Nila Moeloek Resmikan Industri Bioteknologi Mikroalga Pertama di Indonesia

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek meresmikan industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources (PT ER) di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019).

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 25 Jul 2019, 18:51 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 18:51 WIB
Menkes
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek meresmikan industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources (PT ER) di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019).

Liputan6.com, Kendal Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek meresmikan industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources (PT ER) di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019).

PT. ER merupakan perusahaan berbasis bioteknologi yang mengembangkan budidaya mikroalga dengan produk pertamanya adalah bahan aktif antioksidan Astaxanthin. Dalam sambutannya, Nila mengapresiasi berdirinya PT ER yang kehadirannya telah berkontribusi terkait upaya pemerintah mewujudkan bahan baku sediaan farmasi.

Nila mengatakan, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan farmasi itu diharapkan tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri sajam melainkan juga dapat dieskpor ke berbagai negara.

Selain itu, Nila percaya, PT ER dapat memenuhi kebutuhan bahan baku natural astaxanthin bagi industri farmasi, industri kosmetika, dan industri makanan yang saat ini masih didapat melalui impor dari Jepang, China, dan India. 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investasi Industri Farmasi Terus Meningkat

Menkes Nila
Menkes Nila Moeloek meresmikan PT ER di Kendal, Kamis (25/7/2019)

Nila juga mengatakan bahwa investasi industri farmasi terus meningkat setiap tahunnya. "Industri farmasi di Indonesia terus berkembang dan menjadi bidang usaha yang menarik," ujar Nila, mengutip rilis yang diterima Liputan6.com. 

Beberapa tahun terakhir ini, terdapat beberapa industri farmasi luar negeri, seperti Belanda, Jerman, Korea Selatan, dan India yang bermitra dengan industri farmasi nasional untuk memproduksi bahan baku maupun produk obat. Melalui kemitraan (joint-venture) diharapkan dapat terjadi transfer teknologi dan mengurangi ketergantungan impor. 

Guna mendorong pengembangan industri bahan baku sediaan farmasi di Indonesia dan sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Permenkes No. 17 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan yang merupakan acuan bagi pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan industri khususnya industri bahan baku sediaan farmasi untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku sediaan farmasi. 

Ke depannya, Nila berharap PT ER dapat terus berinovasi untuk menghasilkan bahan baku lain yang dapat digunakan untuk produk kesehatan dengan tetap memperhatikan pemenuhan standar mutu. 

 


Tantangan yang Dihadapi

PT ER
Produk-produk yang dihasilkan PT ER diharapkan tak hanya memenuhi kebutuhan sediaan bahan baku farmasi di dalam negeri saja, melainkan juga dapat diekspor ke luar negeri.

Pendiri dan CEO PT. ER Siswanto Harjanto, mengatakan PT ER merupakan perusahaan inovatif sesuai namanya, Evergen yang merupakan singkatan dari Forever Generate (terus menghasilkan). Oleh karena itu, haematococcus pluvialis (penghasil Astaxanthin) bukanlah satu-satunya jenis mikroalga yang akan dikembangkan, namun akan ada berbagai jenis mikroalga lain yang akan dikembangkan di masa mendatang.

Banyak tantangan yang dihadapi pada setiap tahap pembudidayaan mikroalga ini, mulai dari skala laboratorium, skala percobaan yang lebih besar (scale up), sampai pada skala komersial.

Anak-anak muda lulusan universitas di Indonesia yang ada di perusahaan ini berhasil mencapai target yang sudah ditetapkan yaitu Indonesia memiliki industri bioteknologi berbasis mikroalga yang menghasilkan produk produk inovatif dan kompetitif yang dapat dibanggakan sebagai produk karya anak bangsa dan diakui di dunia internasional.

Selama ini industri bioteknologi berbasis mikroalga dikuasai oleh perusahaan di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Israel, Jepang, dan beberapa negara Eropa. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya