Ketua KPAI: Gerakan Pramuka Bisa Cetak Generasi Antihoaks

Ketua KPAI menyampaikan, gerakan Pramuka bisa mencetak generasi antihoaks.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 14 Agu 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2019, 14:00 WIB
KPAI Fokus Pada Psikologis Bocah D
Komisioner Perlindungan Anak KPAI, Susanto, menegaskan KPAI fokus untuk menyelamatkan dan memulihan psikologis anak D pasca ditelantarkan oleh orangtuanya, Jakarta, Jumat (15/5/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka ke-58 hari ini (14/8/2019), Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyampaikan pesan bahwa gerakan Pramuka bisa mencetak generasi antihoaks.  Hal tersebut seiring dengan poin penting yang tertera pada UU Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

Dalam UU tersebut, gerakan pramuka bertujuan membentuk pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, dan disiplin.

Ada juga nilai gerakan Pramuka yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa untuk menjaga dan membangun NKRI serta mengamalkan Pancasila serta melestarikan lingkungan hidup.

"Kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini kan banyak menyebar soal berita palsu (hoaks), fake news, dan false news. Tentunya, menjadi tantangan faktual," ujar Susanto sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (14/8/2019).

Produksi hoaks, berita palsu, dan bohong terus terjadi. Penyebarannya pun kian marak di berbagai media sosial. Meski ribuan berita hoaks sudah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, tapi masih ada yang menyebar luas.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Tidak Akan Memproduksi Hoaks

[Bintang] HUT Pramuka 2018: Netizen Ramai-ramai Ucapkan Selamat Hari Pramuka di Twitter
Siapa yang nggak tahu kalau hari ini adalah HUT Pramuka 2018? Ya, 14 Agustus adalah hari yang istimewa untuk Pramuka. Selamat Hari Pramuka! (Ilustrasi: Liputan6.com)

Fenomena berita hoaks tak lepas dari post truth, yakni kebenaran tidak lagi bersandar pada fakta melainkan emosi dan pandangan subyektif. Akibatnya, tak sedikit masyarakat, bahkan usia anak percaya terhadap berita viral tanpa memastikan lebih dulu kebenarannya.

"Jika anak tak memiliki kemampuan untuk mem-filter berita, maka kerentanan anak terpapar berita hoaks sangat tinggi. Padahal, hoax berdampak negatif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk melemahkan kualitas kepribadian anak bangsa," Susanto menekankan.

Untuk menghadapi masalah berita hoaks, semangat gerakan pramuka dapat menjadi jawaban. Sebut saja dasa darma pramuka yang ke-10 adalah "Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan."

"Pribadi yang suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan dapat dipastikan dia tak akan memproduksi hoaks. Sebaliknya, dia akan memproduksi informasi-informasi positif yang baik untuk masyarakat. Ini merupakan nilai-nilai luhur dan luar biasa jika gerakan pramuka dapat terus dikembangkan," tutup Susanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya