Liputan6.com, Singapura Cerita Alice in Wonderland merupakan salah satu dongeng klasik karya Lewis Carroll yang sudah dikenal di seluruh dunia. Jika Anda penasaran bagaimana rasanya menjadi Alice, datanglah ke Museum ArtScience, Singapura.
Sejak 13 April hingga 22 September mendatang, museum ArtScience di Singapura menghadirkan wahana yang mengangkat dongeng Alice in Wonderland bertajuk "Wonderland."
Baca Juga
Beberapa waktu lalu, Liputan6.com mendapatkan kesempatan untuk menjajal secara langsung apa saja yang dihadirkan dalam pameran, sekaligus wahana interaktif yang dihadirkan di sana.
Advertisement
Di pintu masuk, Anda akan disambut dengan dua pintu yang unik. Satu besar dan satu kecil. Anda boleh memilih lewat pintu mana untuk memasuki ruangan. Tak perlu khawatir akan tersesat atau salah pilih, keduanya menuju ke dalam ruangan yang sama.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Properti Film Asli
Dalam museum, berbagai benda seperti naskah, foto, buku, hingga properti film yang bertemakan Alice in Wonderland bisa ditemukan. Uniknya, banyak properti dari berbagai film yang mengadaptasi "Alice in Wonderland" asli yang dipamerkan di sini, termasuk kostum dan topeng.
Tersedia juga beberapa booth foto yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto. Tentunya booth-booth itu ditata sangat Instagramable.
Tidak cuma melihat dan berfoto-foto saja, pengunjung juga bisa mengikuti cerita Alice dengan teknologi augmented reality. Sebelum masuk, Anda memang sudah diberikan sebuah kertas yang disebut Lost Map of Wonderland yang bisa memunculkan gambar apabila diletakkan dalam alat pembaca.
Advertisement
Pesta Teh dengan Teknologi Digital
Salah satu adegan yang berkesan dalam film Alice in Wonderland adalah saat Alice menghadiri jamuan minum teh yang diselenggarakan oleh Mad Hatter. Dalam kisah buku maupun filmnya, tubuh Alice menyusut, menjadi seukuran kurcaci. Dia suguhi oleh beragam hidangan.
Nah, adegan Mad Hatter's Tea Party tersebut menjadi puncak dari ekshibisi ini. Ruangan tempat pesta teh berlangsung sejatinya berwarna putih belaka. Namun, dalam sekejap Anda akan dimanjakan dengan keindahan visual ketika proyektor digital di dalam ruangan menyala, memperlihatkan gambar-gambar unik di sekeliling dan di depan pengunjung.
Pengunjung cukup duduk di kursi, di depan meja dengan piring dan cangkir teh kosong yang sudah disediakan.
Bisa Dinikmati Anak-Anak
Dalam rilis yang diterima Liputan6.com beberapa saat sebelum berkunjung, wahana ini dikembangkan oleh Australian Centre for the Moving Image. Setidaknya, ada 300 artefak dan obyek seperti koleksi buku, gambar, kostum, film proyektor, animasi, hingga boneka yang dipamerkan.
"Melalui Wonderland, pameran interaktif ACMI memungkinkan para pengunjungnya untuk dapat menjelajahi keajaiban kerajinan film yang mampu menanamkan cerita dalam imajinasi kita bahkan hingga lintas generasi,” kata CEO dan Direktur ACMI, Katrina Sedgwick.
Honor Harger, Direktur Eksekutif Museum ArtScience mengatakan bahwa pengunjung yang hadir akan mengalami sendiri keajaiban Wonderland.
"Hal ini sama fantastisnya dengan teks asli karya Lewis Carroll yang telah memikat dan menginspirasi lintas generasi pembaca sejak pertama kali diterbitkan pada lebih dari 150 tahun silam," kata Harger menambahkan.
Yang pasti, Anda tidak perlu khawatir untuk mengajak anak-anak masuk ke dalam ekshibisi ini. Semua yang dihadirkan ramah dan bisa dinikmati seluruh anggota keluarga.
Untuk bisa menikmati museum seni ini, turis mancanegara perlu merogoh kocek sebesar 19 dollar Singapura (dewasa) dan 14 dollar Singapura (anak-anak/lansia). Sementara turis lokal hanya dikenai 16 SGD (dewasa) dan 12 SGD (anak-anak/lansia).
Advertisement