Benturan Kepala Akibat Kecelakaan Maut, Bisakah Timbulkan Demensia?

Benturan kepala yang terjadi akibat kecelakaan bisakah membuat seseorang demensia?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Sep 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2019, 10:00 WIB
Tewaskan 7 Orang, Begini Penampakan Kecelakaan Maut Tol Cipularang
Kondisi kendaraan usai terlibat kecelakaan maut di ruas Tol Cipularang Kilometer 92, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Polisi melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan akibat kecelakaan maut Cipularang. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Jakarta Benturan keras pada kepala akibat kecelakaan maut bisa menimbulkan demensia di kemudian hari. Hal ini terutama benturan kepala yang membuat seseorang mengalami gangguan otak (disfungsi otak).

"Kalau kepala seseorang terbentur akibat kecelakaan maut, yang mana peristiwa itu menyebabkan disfungsi otak. Maka, bisa menimbulkan demensia," papar dokter spesialis kejiwaan Tribowo Tuahta Ginting dalam siaran Live Streaming Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kamis (5/9/2019).

"Namun, ada faktor risiko lain yang perlu ditelusuri. Misalnya, apakah ada faktor genetik yang mengarah pada demensia."

Demensia merupakan kondisi penurunan daya ingat dan cara berpikir. Dalam ilmu psikiatri, demensia termasuk gangguan mental organik. Artinya, jenis gangguan mental ini ikut memengaruhi mental seseorang.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Faktor Risiko Demensia

Tabrakan beruntun dengan melibatkan 10 kendaraan terjadi di jalan Tol Cipularang, Kilometer 91.400 di wilayah Sukatani, Purwakarta.
Tabrakan beruntun dengan melibatkan 10 kendaraan terjadi di jalan Tol Cipularang, Kilometer 91.400 di wilayah Sukatani, Purwakarta. (Liputan6/Abramena)

Secara umum, penyebab demensia disebabkan alzheimer--penyakit degenaratif ditandai penurunan kemampuan berpikir dan berbicara. Kehadiran demensia juga adanya faktor genetik juga bisa diturunkan.

"Bawaan genetik ya bisa terjadi. Demensia pun bisa disebabkan penyakit lain. Contohnya, penyakit vaskular, stroke, dan diabetes, yang memicu gangguan pembuluh darah. Kemudian berujung demensia," tambah Bowo, sapaan akrabnya.

Pasien demensia pun lebih banyak dialami para lanjut usia (lansia) 60 tahun ke atas. Namun, tidak semua lansia mengalami demensia.

"(Demensia) Tidak selalu muncul pada usia lanjut. Dilihat dulu, apakah ada penyakit tertentu, seperti alzheimer dan gangguan metabolik yang ada pada lansia," terang dokter yang berpraktik di RS Persahabatan Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya