Chemistry dalam Suatu Hubungan, Penting atau Tidak?

Berbicara soal hubungan, chemistry atau kecocokan menjadi salah satu elemen paling sering dibicarakan. Namun, mendefinisikan apa itu chemistry dan mengapa itu menjadi penting tidaklah selalu mudah.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2019, 21:00 WIB
Seks dan porno (iStock)
Ilustrasi pasangan menonton film porno (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Berbicara soal hubungan, chemistry atau kecocokan menjadi salah satu elemen paling sering dibicarakan. Namun, mendefinisikan apa itu chemistry dan mengapa itu menjadi penting tidaklah selalu mudah.

Anda mungkin bertanya-tanya apakah setiap hubungan membutuhkan chemistry yang benar-benar kuat, atau mungkinkah Anda bisa berada dalam hubungan yang kuat tetapi tidak memiliki chemistry?

"Chemistry adalah sebuah reaksi di otak kita, di mana reaksi tersebut menyebabkan ketertarikan yang intens terhadap seseorang," ucap pakar hubungan asal LA, Dr. Gary Brown.

Brown menambahkan, chemistry adalah perasaan yang menyenangkan ketika Anda secara sadar dalam pikiran dan tubuh, bahwa Anda secara signifikan tertarik pada seseorang.

Ketika dopamin di otak aktif, Anda dapat merasakan apa yang disebut dengan chemistry. Meskipun terkadang chemistry juga muncul dalam durasi yang lambat dalam hubungan.

"Kadang-kadang kita merasakan chemistry yang sangat sedikit ketika pertama kali bertemu, tetapi perlahan chemistry bisa tumbuh," ucap Brown seperti dikutip dari Elite Daily.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan juga video berikut ini:

Chemistry atau Kompatibilitas?

Seorang penulis tentang kencan dan hubungan, Demetrius Figueroa, menekankan pentingnya chemistry dalam sebuah hubungan. Tetapi ia juga mengakui bahwa terdapat pengecualian untuk setiap aturan.

"Saya rasa setiap hubungan membutuhkan chemistry. Tetapi itu semua tergantung pada seberapa penting chemistry bagi orang yang terlibat," jelas Figueroa.

Jika suatu hubungan dibangun di atas kekaguman, penghargaan, dan kompatibilitas satu sama lain, maka sangat mungkin bahwa chemistry bukanlah suatu faktor yang besar.

Begitu pun sebaliknya, jika suatu hubungan melihat chemistry sebagai faktor yang utama, kompatibilitas seringkali menjadi faktor yang tidak berpengaruh.

Brown dan Figueroa setuju bahwa chemistry adalah sesuatu yang baik untuk hubungan, tetapi tidak selalu menjadi indikator bahwa hubungan akan berjalan dengan baik dengan chemistry.

Maka itu, penting untuk tidak mengesampingkan kompatibilitas secara keseluruhan, ataupun terlalu mengutamakan chemistry.

"Kompatibilitas adalah semua kesamaan yang Anda miliki, bisa jadi minat, pandangan hidup, atau tujuan. Itu semua adalah faktor penting untuk Anda miliki dari sebuah pasangan," jelas Figueroa.

Tempatkan kompatibilitas sebagai sisi logis dari ketertarikan, dan chemistry sebagai sisi emosional dari ketertarikan. Jadi apabila Anda berada dalam hubungan yang tidak memiliki salah satu dari dua hal ini, maka Anda dapat memikirkan kembali mengenai kelayakan hubungan.

Ketika memutuskan seberapa penting chemistry dalam hubungan, Anda juga harus menyadari meskipun chemistry dapat menyatukan dua orang, itu tidak selalu membuat dua orang tetap bersama.

"Seiring berjalannya waktu, chemistry di awal akan cenderung menurun selama bertahun-tahun. Jadi apabila Anda dan pasangan tidak terlalu khawatir akan hal itu, maka itu tidak akan menjadi masalah dalam hubungan ke depannya," ucap Brown.

Penulis: Diviya Agatha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya