Liputan6.com, Jakarta - Kelainan pada kondisi kulit tidak selalu memberikan dampak yang buruk. Iktiosis atau kelainan berupa sisik pada kulit yang dimiliki oleh Jeyza Gary malah membawanya menjadi seorang model.
Menurut National Institutes of Health (NIH), AS, iktiosis lamellar (sedang) jarang terjadi dan hanya menyerang sekitar satu dari 100.000 orang di Amerika Serikat.
Baca Juga
Penyebab munculnya iktiosis
Advertisement
Iktiosis lamellar dapat disebabkan oleh mutasi pada salah satu dari banyaknya gen, yang memberikan instruksi untuk membuat protein di lapisan terluar kulit.
Paling sering, iktiosis lamellar disebabkan oleh mutasi dari gen TGM1, yang berfungsi untuk membentuk penghalang antara tubuh dan lingkungan di sekitarnya.
Kondisi ini menghambat pembentukan epidermis yang sehat, maka itu dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur suhu tubuh mereka.
Hal ini juga dapat membuat seseorang yang terkena menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan menyulitkan mereka untuk menahan air, yang dapat menyebabkan kulit mengalami dehidrasi.
Sudah ada sejak bayi
Iktiosis biasanya sudah dapat terlihat sejak bayi. Karena kulit bayi dengan iktiosis lamellar biasanya ditutupi dengan apa yang disebut dengan selaput collodion. Selaput ini kemungkinan akan mengering dan mengelupas selama beberapa minggu setelah kelahiran bayi.
"Aku punya selaput collodion yang membuatku terlihat seperti dibungkus plastik. Wajah dan kulitku sangat kencang, dan aku terlihat sangat mengkilap," ucap Gary.
Orang-orang dengan iktiosis lamellar biasanya memiliki sisik besar dan gelap yang menutupi hampir seluruh bagian tubuh mereka. Bahkan, beberapa orang dengan kondisi ini memiliki rambut dan kuku jari tidak normal.
"Iktiosis lamellar juga menyebabkan kulitku rontok setiap 10 hingga 12 hari," jelas Gary dilansir dari Health, Selasa (1/10/2019).
Terinspirasi menjadi model
Gary menceritakan, ia terinspirasi setelah teman sekelasnya mengatakan bahwa ia harus menjadi model.
"Itu sangat membuat hati saya terenyuh, dan akhirnya saya mendaftarkan diri pada sebuah agensi sebelum memulai kuliah," katanya.
Keberanian dirinya menjadi model menghasilkan respons yang positif. Beberapa orang dengan iktiosis lamellar mengungkapkan bahwa Gary membantu mereka memiliki kepercayaan diri.
Respons positif di media sosial terhadap keberanian dirinya menjadi model nampaknya berhasil mendorong orang-orang dengan kondisi ini menjadi percaya diri.
Advertisement