Waspada, Kanker Jenis Ini Mengintai Penggemar Ikan Asin

Terlalu sering mengonsumsi ikan asin, risiko terkena kanker nasofaring meningkat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Okt 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2019, 17:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Bogor Menyantap ikan asin dengan sambal plus nasi hangat memang ampuh menggoyang lidah. Namun, tidak disarankan terlalu sering mengonsumsi ikan asing karena ada risiko terkena kanker nasofaring.

Dijelaskan ahli onkologi medik Aru W Sudoyo di balik kenikmatan ikan asin ada zat yang merangsang timbulnya kanker nasofaring.

"Cara pengolahan ikan asin itu dikeringkan dan dijemur kan. Dari proses tersebut, terbentuklah senyawa nitrosamin. Senyawa ini memicu munculnya kanker nasofaring," tegas Aru dalam acara diskusi kanker di Hotel R Rancamaya, Bogor, Jawa Barat, ditulis Rabu (9/10/2019).

Kanker nasofaring adalah kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan langit-langit rongga mulut.

Musim Kemarau, Produksi Ikan Asin Muara Angke Meningkat
Pekerja menyelesaikan pengolahan ikan asin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saksikan juga video menarik berikut:


Terbawa Uap Nasi ke Nasofaring

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Bahaya senyawa nitrosamin dari ikan asin terbawa uap nasi hangat masuk ke dalam nasofaring. Nitrosamin pun bisa menempel dan bersarang pada nasofaring.

Gejala umum seperti radang tenggorokan, kesulitan bicara, dan wajah terasa kaku atau mati rasa.

"Nitrosamin terbawa uap panas dari nasi. Masuklah ke nasofaring. Nah, kita enggak tahu kadar senyawa nitrosamin-nya berapa," Aru menerangkan.

Meski begitu bukan berarti tidak boleh menyantap ikan asin. Sesekali boleh menyantap ikan asin.

"Ya, sekali-sekali saja makannya (ikan asin)," saran Aru, yang juga menjabat Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya