Berpikir Bisa Membakar Banyak Kalori, Benarkah?

Permainan yang membutuhkan kemampuan berpikir seperti catur bisa membuat berat badan turun. Mengapa bisa begitu?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 19:00 WIB
catur
Ilustrasi berpikir bisa menjatuhkan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pada 1984, World Chess Championship dibatalkan karena salah seorang pemain catur asal Rusia, Anatoly Karpov, yang mengikuti kejuaraan itu mengalami penurunan berat drastis. Selama lima bulan menuju kejuaraan ada banyak pertandingan yang membuat berat badan Karpov turun 10 kg. Penurunan berat badan ini diduga akibat penyerapan energi yang sangat besar ketika berpikir.

Penyelenggara kompetisi mengkhawatirkan kondisi kesehatannya karena perubahan fisik ekstrem ditimbulkan permainan catur tersebut. Meskipun tidak ada pesaing catur yang mengalami penurunan berat badan seekstrem ini, para pemain catur dilaporkan bisa membakar hingga 6.000 kalori dalam satu hari.

Ternyata, ketika berada dalam keadaan diam dan tidak terlibat aktivitas apa pun, otak memang bisa menghabiskan 20 hingga 25 persen energi tubuh. Artinya rata-rata wanita atau pria membakar 350 atau 450 kalori per hari.

"Dalam usia 5-6 tahun, otak dapat menggunakan lebih dari 60 persen energi tubuh," ucap profesor antropologi dari Duke University, AS, Doug Boyer seperti dikutip Live Science, Senin (11/11/2019).

Saksikan juga video menarik berikut:

Otak Bisa Merasa lapar

Ilustrasi Otak
Ilustrasi Otak (iStockPhoto)

Bersama dengan Arianna Harrington, mahasiswa antropologi di Duke University, Boyer melakukan penelitian yang mengungkap bahwa mamalia dapat mencurahkan banyak energi pada tubuh mereka ke otak, seperti halnya yang dilakukan oleh manusia.

"Jika Anda memiliki otak yang sangat besar relatif pada ukuran tubuh, maka itu kemungkinan akan membutuhkan metabolisme yang lebih juga," ucap Boyer.

Selain itu, otak tidak pernah benar-benar beristirahat. Harrington menjelaskan, ketika tertidur, manusia masih membutuhkan bahan bakar untuk terus mengeluarkan sinyal antar sel untuk menjaga fungsi tubuh kita.

Tak hanya itu, otak merupakan armada sel yang ada untuk menyalurkan makanan menuju neuron atau sel saraf. Dan sel-sel tersebut membutuhkan bagian dari glukosa tubuh untuk bertahan hidup dan terus melakukan fungsinya.

Jadi, apakah berpikir membakar kalori?

Secara teknis, ketika manusia berpikir, ia juga akan membakar kalori pada tubuhnya. Tetapi itu mungkin terjadi pada tugas kognitif yang rumit. Pada kondisi tersebut, otak tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan mudah.

"Tugas atau kegiatan tersebut misalnya seperti belajar memainkan alat musik, atau merencanakan gerakan inovatif selama permainan catur yang intens," ucap profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Ottawa, Kanada, Claude Messier.

Messier menjelaskan, ketika Anda berlatih untuk mempelajari sesuatu yang baru, otak akan beradaptasi untuk meningkatkan transfer energi di otak. Seiring waktu, ketika kita sudah mampu melakukannya dengan baik, otak tidak lagi harus bekerja keras.

"Kita tidak tahu sebagian besar aktivitas yang terjadi di otak. Banyak aktivitas yang tidak terkait dengan aktivitas sadar seperti belajar cara bernyanyi atau bermain gitar," ucap Messier.

Dengan kata lain, mempelajari tugas baru atau melakukan hal yang sulit sebenarnya bukan bagian yang paling menghabiskan energi dari otak. Faktanya, ketika Anda mempelajari hal baru, jumlah energi yang masuk pada aktivitas tersebut lebih kecil dibandingkan keseluruhan konsumsi energi otak.

Jadi, mengapa sebenarnya berat badan Karpov bisa turun drastis? Kondisi ini didorong oleh stres dan pengurangan konsumsi makanan, bukan kelelahan mental.

Pemain catur biasanya berada di bawah tekanan kuat yang menyebabkans stres, yang dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan lebih cepat, dan berkeringat. Efek ini bisa membakar kalori seiring berjalannya waktu.

"Menjaga tubuh Anda untuk tetap terfokus pada suatu aksi dalam jangka waktu yang lama bisa menuntut banyak energi. Jika pada kondisi tersebut Anda tidak bisa makan sesering atau sebanyak biasanya, maka kemungkinan akan terjadi penurunan berat badan," ucap Messier.

Penulis: Diviya Agatha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya