Kenapa Ketombe Bisa Hadir di Alis?

Liputan6.com, Jakarta Umumnya ketombe muncul di area kulit kepala dan menjadi permasalahan rambut yang sangat mengganggu dan menyebalkan. Namun, tahukah anda, rupanya ketombe tak hanya hinggap di area kepala saja. Ketombe ternyata dapat muncul di area tubuh mana pun yang ditumbuhi rambut termasuk bagian alis manusia.

Dilansir dari Women’s Health, dermatitis seboroik istilah klinis untuk ketombe juga bisa muncul di alis dan dada. Dokter kulit Iiyse Lefkowiczmenjelaskan bahwa munculnya dermatitis seboroik disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu karena kehadiran koloni jamur Malassezia globose, kecenderungan genetik, dan sebum.

Tidak seperti ketombe pada kepala yang lunak dan putih, menurut Lefkowicz, cara termudah untuk menentukan apakah alis mengalami dermatitis seboroik adalah dengan melihat apakah terdapat bercak merah muda atau merah dengan sisik yang cenderung berminyak pada alis.

Perawatan terhadap alis yang berketombe serupa dengan cara memusnahkan ketombe pada kulit kepala. Bersihkan area alis yang berketombe dengan lembut menggunakan sampo antiketombe yang memiliki kandungan seng pyrithione.

Sampo antiketombe dapat membunuh jamur penyebab ketombe. Selain itu, sampo anti ketombe juga dirancang dengan bahan yang kandungannya dapat menenangkan peradangan. Mencuci alis dengan sampo anti ketombe dapat menghilangkan penumpukan. Setelah itu gunakan pelembab agar alis tidak kering dan bersisik.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Saat mengalami ketombe alis, jangan menyentuh bagian itu. Meskipun serpihan ketombe alis terlihat mirip dengan kulit kering yang mengelupas, serpihannya lebih kompleks darpada kulit kering, sehingga mengelupasnya begitu saja bukan hal yang baik untuk dilakukan.

Selain itu, jangan memberikan obat oles tertentu pada alis yang berketombe karena jika tidak cocok akan menyebabkan iritasi.

“Hindari zat-zat seperti asam glikolat, benzoil peroksida, obat-obatan jerawat, atau krim anti-penuaan karena ini hanya akan menyebabkan iritasi lebih lanjut," tambah Lefkowicz. 

Penulis: Winda Nelfira