Hasto Wardoyo Imbau Pegawai BKKBN Tak Bekerja Seenaknya

Kepala BKBBN Hasto Wardoyo mengingatkan kepada pegawai yang hadir di Palangka Raya Kalimantan Tengah untuk jauh dari 'penyakit' bekerja seenaknya

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Des 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2019, 12:00 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo membeberkan kiat-kiat jitu bagaimana membranding diri sebagai penyuluh KB yang keren di Palangka Raya. (Foto: Humas BKKBN)
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Palangka Raya mengingatkan pegawainya. (Foto: Humas BKKBN)

Liputan6.com, Jakarta Saat memaparkan pembinaan kepegawaian Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyampaikan imbauan kepada pegawai yang hadir untuk menjauhi beberapa 'penyakit'.

BKKBN sendiri mencanangkan zona bebas korupsi/wilayah birokrasi bersih melayani. Zona tersebut berlaku di kantor BKKBN pusat maupun perwakilan BKKBN di daerah-daerah Indonesia.

"Kita ini sudah menetapkan wilayah zonanya secara terintegritas. Buat pegawai ya hindari megalomania, merasa diri narsistik. Merasa dirinya sangat penting," jelas Hasto di Kantor BKKBN Palangka Raya, Kalimantan Tengah, kemarin (9/12/2019).

"Misalnya, dia suka cerita ke semua orang dapat kepercayaan membantu ini-itu. Ini termasuk gangguan jiwa ringan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut:


Hindari Bekerja Seenaknya

Hasto juga mengingatkan agar menjauhkan diri dari penyakit' bekerja seenaknya. Hasto menyampaikan, kemungkinan dari puluhan pegawai, tak dapat dimungkiri ada pegawai yang bekerja seenaknya.

"Contohnya, kalau jumlah pegawai 65 orang, bisa jadi ada 5 orang yang bekerja seenaknya. Diajak kerja sama susah, diajak rapat juga susah," ujar Hasto.

Menjadi pegawai BKKBN sudah sepatutnya dalam melayani masyarakat harus 'membumi.' Hindari 'penyakit' I know syndrome (sindrom saya yang paling tahu).

"Tidak boleh I know syndrome, terutama Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BKKBN. Kalau orang lain ngomong didengarkan dulu, jangan kebiasaan dipotong. Meskipun dia salah semua omongannya," tegas pria yang berlatar belakang dokter obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas ini.

"Jangan karena Anda merasa paling tahu dan pintar. Dulu, saya sebagai Bupati Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta) masih praktik seminggu dua kali. Walaupun punya jabatan tinggi kita kan pada dasarnya melayani masyarakat."

Hasto pun berpesan, pegawai tidak boleh sombong melainkan membumi. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya