Liputan6.com, Jakarta Obesitas masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak negara untuk diatasi. Kondisi obesitas memicu timbulnya berbagai penyakit, mulai dari diabetes melitus hingga gangguan jantung.
Berupaya mencari solusi dari masalah tersebut, para peneliti di Inggris membuat sebuah studi terhadap label makanan. Menurut studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Loughborough University itu dengan menambahkan informasi mengenai jumlah kalori serta cara membakarnya lewat beberapa aktivitas cukup efektif mengatasi obesitas.
Baca Juga
Update 22 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Bintang Muda Armando Obet hingga Kakang Rudianto Siap Tampil Maksimal
Kecewa Saat Latihan, Amorim Langsung Tandai Pemain Manchester United yang Bakal Ditinggalkannya
7 Potret Cantik Mega Putri Aulia, Artis yang Sudah Hijrah dan Kini Menjadi Ustazah
Para peneliti mengklaim, mencantumkan Physical Activity Calorie Equivalent (PACE) pada label makanan bisa membantu orang memangkas rata-rata sekitar 200 kalori per asupan harian. Contoh informasi pada label yang dimaksud misalnya, sebatang cokelat mengandung 230 kalori, perlu 23 menit lari atau 46 jalan kaki untuk membakarnya. Lalu, perlu 26 menit jalan kaki atau 13 menit lari untuk membakar kalori yang ada pada satu kaleng soda.
Advertisement
Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti menganalisis data dari 15 studi mayor terhadap label PACE dan menemukan, asupan kalori rata-rata dalam setiap sajian makanan berkurang hingga 65 kalori ketika tahu jumlah serta cara membakar kalori tersebut. Temuan ini dimuat dalam Journal of Epidemiology & Community Health.
Sinyal sukses
Para peneliti beranggapan cara tersebut membantu memberi tahu orang mengenai jumlah kalori melalui konteks yag tepat. Sebagai dampaknya, hal itu membantu mencegah orang makan berlebih atau menginspirasi mereka untuk lebih banyak bergerak.
"Menurut kami ada sinyal jelas yang bisa jadi berguna," ujar Amanda Daley, penulis utama studi.
"Kami tidak mengatakan akan mengganti label yang telah ada saat ini, kami hanya menyarankan untuk menambahkan informasinya," lanjut Daley, melansir laman New York Post.
Studi-studi terdahulu menunjukkan hitungan kalori di restoran dan menu makanan cepat saji berkurang hingga 60 kalori.
Advertisement
Ditentang Orang dengan Gangguan Makan
Meski tampaknya ide penambahan informasi mengenai jumlah kalori serta cara membakarnya pada label makanan cukup efektif, ada pihak lain yang memikirkan dampak tersebut bagi individu dengan gangguan makan.
"Kami paham, banyak orang dengan gangguan makan berjuang dengan olahraga luar biasa," kata Tom Quinn, direktur badan amal terkenal di Inggris Beat.
"Jadi dengan diberitahu berapa banyak orahraga yang akan diambil untuk membakar kalori dari makanan tertentu juga berisiko memperparah risiko (orang dengan gangguan makan)."
Pertentangan tersebut juga ramai dicuitkan di Twitter. Banyak pengguna Twitter mengeluhkan mengenai kemungkinan dampaknya pada individu yang memiliki gangguan makan.
Daley mengetahui adanya kekhawatiran tersebut. Namun dia bersikukuh tak ada penelitian yang membuktikan label PACE menyebabkan gangguan makan.
Meski begitu, sampel yang digunakan untuk studi termasuk kecil dan dipelajari dalam lingkungan yang terkontrol, bukan dunia nyata.