Menambah Info Cara Bakar Kalori pada Label Makanan Bantu Atasi Obesitas?

Menurut studi, dengan menambahkan informasi mengenai jumlah kalori serta cara membakarnya lewat beberapa aktivitas cukup efektif mengatasi obesitas.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 16 Des 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2019, 07:00 WIB
Label makanan
Label makanan (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Obesitas masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak negara untuk diatasi. Kondisi obesitas memicu timbulnya berbagai penyakit, mulai dari diabetes melitus hingga gangguan jantung.

Berupaya mencari solusi dari masalah tersebut, para peneliti di Inggris membuat sebuah studi terhadap label makanan. Menurut studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Loughborough University itu dengan menambahkan informasi mengenai jumlah kalori serta cara membakarnya lewat beberapa aktivitas cukup efektif mengatasi obesitas.

Para peneliti mengklaim, mencantumkan Physical Activity Calorie Equivalent (PACE) pada label makanan bisa membantu orang memangkas rata-rata sekitar 200 kalori per asupan harian. Contoh informasi pada label yang dimaksud misalnya, sebatang cokelat mengandung 230 kalori, perlu 23 menit lari atau 46 jalan kaki untuk membakarnya. Lalu, perlu 26 menit jalan kaki atau 13 menit lari untuk membakar kalori yang ada pada satu kaleng soda.

Untuk mendapatkan hasil tersebut, para peneliti menganalisis data dari 15 studi mayor terhadap label PACE dan menemukan, asupan kalori rata-rata dalam setiap sajian makanan berkurang hingga 65 kalori ketika tahu jumlah serta cara membakar kalori tersebut. Temuan ini dimuat dalam Journal of Epidemiology & Community Health.

 

Sinyal sukses

Para peneliti beranggapan cara tersebut membantu memberi tahu orang mengenai jumlah kalori melalui konteks yag tepat. Sebagai dampaknya, hal itu membantu mencegah orang makan berlebih atau menginspirasi mereka untuk lebih banyak bergerak.

"Menurut kami ada sinyal jelas yang bisa jadi berguna," ujar Amanda Daley, penulis utama studi.

"Kami tidak mengatakan akan mengganti label yang telah ada saat ini, kami hanya menyarankan untuk menambahkan informasinya," lanjut Daley, melansir laman New York Post.

Studi-studi terdahulu menunjukkan hitungan kalori di restoran dan menu makanan cepat saji berkurang hingga 60 kalori.

 

Ditentang Orang dengan Gangguan Makan

Meski tampaknya ide penambahan informasi mengenai jumlah kalori serta cara membakarnya pada label makanan cukup efektif, ada pihak lain yang memikirkan dampak tersebut bagi individu dengan gangguan makan.

"Kami paham, banyak orang dengan gangguan makan berjuang dengan olahraga luar biasa," kata Tom Quinn, direktur badan amal terkenal di Inggris Beat.

"Jadi dengan diberitahu berapa banyak orahraga yang akan diambil untuk membakar kalori dari makanan tertentu juga berisiko memperparah risiko (orang dengan gangguan makan)." 

Pertentangan tersebut juga ramai dicuitkan di Twitter. Banyak pengguna Twitter mengeluhkan mengenai kemungkinan dampaknya pada individu yang memiliki gangguan makan.

Daley mengetahui adanya kekhawatiran tersebut. Namun dia bersikukuh tak ada penelitian yang membuktikan label PACE menyebabkan gangguan makan.

Meski begitu, sampel yang digunakan untuk studi termasuk kecil dan dipelajari dalam lingkungan yang terkontrol, bukan dunia nyata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya