Meski Rumah Diterjang Banjir 7 Meter, Uyun Enggan Pindah

Meski rumah diterjang banjir setinggi 7 meter, Uyun dan keluarga enggan pindah.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Jan 2020, 16:35 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 16:35 WIB
Banjir
Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Agus Wibowo berbincang dengan korban banjir yang mengungsi di gudang logistik BNPB Jatiasih Jl. Pondok Gede Permai, RT.009, Kota Bekasi. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Bekasi Pada Rabu (1/1/2020), Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kota Bekasi, tempat tinggal Uyun diterjang banjir setelah hujan deras semalaman. PGP merupakan salah satu wilayah yang paling parah diterjang banjir di awal tahun 2020. 

Menurut penuturan warga sekitar, banjir telah menerjang PGP sejak tahun 2002. Banjir disebabkan tanggul sungai jebol sehingga air mengalir cepat, lantas menerjang semua benda yang dilaluinya. Setelahnya, pada tahun 2005, 2007, 2013, dan 2016 kawasan ini menjadi langganan banjir.

"Tahun 2016, banjir setinggi 4 meter karena tanggul jebol juga. Saya pikir tahun itu adalah banjir tertinggi, ternyata tahun ini banjir jauh lebih tinggi, mencapai 7 meter,” cerita Ibu Uyun, begitu ia disapa, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (9/1/2020).

Kini, ia dan keluarga harus mengungsi di gudang logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang terletak di Jalan Pondok Gede Permai, RT009/RW003, Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat. 

Setelah tempat tinggal sering didera banjir, apakah Ibu Uyun mau pindah ke lokasi yang lebih aman?

“Saya pasrah saja," ucapnya. “Karena tidak ada uang untuk pindah. Suami kerja di sini, anak-anak juga sekolah di sini." 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Rumah Tidak Laku bila Dijual

Banjir
Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah yang paling parah diterjang banjir di awal tahun 2020. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Unung dan Rini yang juga tinggal di Perumahan Pondok Gede Permai mengalami nasib yang sama dengan Uyun. Mereka ikut mengungsi dan enggan pindah rumah. Selain alasan suami bekerja dan anak-anak sekolah, rumah juga tak laku. 

"Lagi pula rumah juga tidak laku kalau dijual," ucap Ibu Uyun dan Rini serentak. 

Banjir menerjang PGP mulai pukul 11.00 WIB. Air mengalir dengan cepat dan menghanyutkan benda-benda yang ada. Motor, mobil, bahkan bus turut hanyut. Tinggi air mencapai kurang lebih 7 meter.

"Di lantai 2 rumah saja, tinggi air mencapai setinggi dada saya,” tutur Unung, warga RT02/RW 08 PGP.

Tanggul agar Diperkuat

Banjir
Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah yang paling parah diterjang banjir di awal tahun 2020. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kompleks PGP terdiri dari 3 RW, yaitu RW 8, RW 9 dan RW 10. Jumlah penduduk 5.456 orang (1.364 KK). Wilayah PGP termasuk wilayah pertemuan Sungai Cikeas dan Cileungsi, yang merupakan cekungan sangat rawan banjir. Sekeliling perumahan dibangun tanggul sekitar 3 meter.

Masalah klasik alasan “tidak ada biaya untuk pindah ke tempat yang aman”, tidak hanya untuk kasus banjir. Dari informasi yang dihimpun BNPB, hampir seluruh korban bencana menyampaikan hal tersebut.

Uyun dan Rini berharap pemerintah Kota Bekasi memperbaiki dan memperkuat tanggul. Tujuannya agar tidak terjadi banjir di masa depan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya