Liputan6.com, Jakarta Jennifer Gobrecht (33) tahun 2018 menjalani transplantasi rahim dari pendonor yang sudah meninggal. November 2019, dia melahirkan bayi laki-laki dari organ tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers di Philadelphia, Amerika Serikat pada Kamis pekan lalu, Jennifer dan suaminya Drew mengatakan bahwa putra mereka lahir dari rahim yang merupakan hasil dari percobaan transplantasi.
Baca Juga
Penn Medicine, yang melakukan percobaan ini mengatakan, anak bernama Benjamin tersebut menjadi bayi ke delapan yang lahir dari penerima transplantasi rahim. Sementara di AS, dia adalah bayi kedua.
Advertisement
"Benjamin benar-benar sebuah mukjizat, dan kami sangat beruntung memilikinya," kata Jennifer seperti dilansir dari AP News pada Selasa (14/1/2020).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Dilahirkan Tanpa Rahim
Jennifer dilahirkan tanpa rahim. Kondisi ini baru diketahuinya saat dirinya berusia 17. Tahun 2018, dia mendapatkan donor rahim dan melakukan transplantasi selama 10 jam.
"Perjalanan ini tidak mudah, tetapi setiap kali saya melihat wajah Benjamin, saya tahu itu sepadan," ujarnya.
Penn Medicine menyatakan bahwa baru ada sekitar 70 transplantasi rahim yang dilakukan di seluruh dunia. Sebagian besar program hanya menerima dari donor hidup. Namun, para dokter yang menangani Jennifer, melakukan prosedur ini dari tubuh yang sudah mati.
Advertisement
Pilihan Bagi Pasangan Lain
Peneliti di Penn Medicine, Dr. Kathleen O'Neill mengatakan bahwa transplantasi rahim memberikan pasutri seperti Gobrecht pilihan lain selain adopsi dan menggunakan ibu pengganti.
"Transplantasi uterus adalah satu-satunya jalan untuk orang tua yang benar-benar memungkinkan para wanita ini melakukan kehamilan mereka sendiri," kata O'Neill.
"Saya berharap proses ini bisa menjadi pilihan utama bagi pasangan yang berharap memiliki anak yang tidak selalu memiliki opsi untuk melakukannya dengan cara yang standar dan natural," kata Jennifer seperti dikutip dari Insider.
Sebelumnya, bayi pertama di AS yang dilahirkan dari rahim hasil transplantasi pendonor mati pada Juni 2019 di Cleveland Clinic secara sesar.