Pesan BKKBN untuk Kaum Muda: Sayang ke Pasangan Bukan Berarti Bisa Langsung Nikah

Kepala BKKBN berpesan pada kaum muda bahwa bukti kasih sayang terhadap pasangan bukan berarti melakukan kehamilan atau berhubungan seks di luar nikah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Mei 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 21:00 WIB
ilustrasi cincin pernikahan.
Ilustrasi cincin pernikahan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa memiliki kasih sayang terhadap pasangan bukan berarti seseorang bisa langsung menikah.

Hal ini dinyatakan Hasto dalam siaran daring peluncuran situs Siap Nikah pada Senin (4/5/2020).

Mantan Bupati Kulon Progo itu mengatakan adalah sebuah kesalahan apabila pasangan yang belum siap secara usia maupun faktor-faktor lainnya, menikah hanya berlandaskan kasih sayang semata.

"Kalau saya menyayangi seorang perempuan kemudian saya nikahi sekarang, dia berisiko kanker mulut rahim, akan berisiko hamil menghasilkan perdarahan sehingga risiko kematian ibunya juga tinggi karena yang saya sayangi, yang saya cintai ini, panggulnya saja masih sempit, mulut rahimnya belum dewasa," kata Hasto.

"Kalau kita beri pemahaman begitu pasti kasih sayangnya tetap tapi berubah wujudnya. Terus melindungi untuk tidak extramarital sexual, tidak melakukan extramarital pregnancy, dan seterusnya."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Edukasi Sesuai Zaman

Pernikahan dini (iStockphoto)
Pernikahan dini (iStockphoto)

Hasto mengatakan, dibutuhkan upaya untuk mengubah pola pikir semacam ini bagi generasi muda yang nantinya akan menjadi keluarga di masa depan. Di sini, dibutuhkan cara yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Menurutnya, apabila pemberian bekal ilmu yang berangkat dari pola pikir sesuai dengan generasi muda saat ini, maka perilakunya akan berubah.

Hasto mengatakan, apabila upaya mengubah perilaku hanya berupa perintah atau doktrinasi saja, generasi muda akan bosan dan menghasilkan sesuatu yang mengecewakan.

"Setelah mindset berubah, dia sendirilah yang akan menentukan tidak akan kawin di bawah 19 atau 20 tahun. Mengubah mindset itu penting untuk mengubah perilaku.

"Jangan kita sibuk menggiring perilaku tanpa mengubah mindset," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya