5 Provinsi Terbanyak Sebaran COVID-19

Juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto kembali update penambahan kasus corona di Indonesia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Jun 2020, 16:20 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2020, 16:18 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto kembali update penambahan kasus corona di Indonesia.

Hingga 1 Juni 2020, dilaporkan pasien positif COVID-19 bertambah menjadi 467 orang. Sehingga total kasus hingga hari ini mencapai 26.940 orang.

Sebanyak 10.039 spesimen telah diperiksa selama 24 jam. Akumulasinya, 333.415 spesimen. Jumlah total kasus didapat dari hasil pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM) di laboratorium.

Menurut Yurianto, masih ada lima provinsi dengan sebaran kasus COVID-19 tertinggi, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.

"Hingga kami masih akan terus berupaya pada provinsi yang masih tinggi untuk bisa kita tekan dan tentunya berbasis pada perubahan perilaku masyarakat," katanya.

Untuk itu, Yurianto pun kembali berpesan untuk tetap menjaga jarak aman minimal satu hingga dua meter dan selalu menggunakan masker.

"Mau tidak mau, kita harus melalukan perubahan pada keseharian kita. Pandemi belum berakhir dan kita tidak bisa duduk diam. Di dalam kondisi pandemi ini, secara bertahap kita adaptasi bagaimana upaya kita agar tidak tertular pandemi," katanya.

Pertama, menjaga jarak dalam komunikasi sosial. "Karena kita pahami droplet orang sakit, membawa virus sekalipun tanpa gejala. Dan mengubah kebiasaan berinteraksi setidaknya lebih dari satu meter."

Kedua, tetap menggunakan masker. "Apabila seseorang sakit membawa virus ini, kalau dia membawa masker, droplet tertahan di masker. Untuk orang yang sehat, dia terlindung dari sebaran droplet biasa. Karena kita tidak pernah tahu, orang tanpa gejala, tanpa keluhan," pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya