Kemenag: Baru 8.085 Pondok Pesantren yang Siap Dibuka Kembali

Dr. H. Waryono, M.Ag Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI menyampaikan situasi pesantren di masa pandemi COVID-19 per 20 Juli 2020.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Jul 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 18:00 WIB
Para Santri Ikuti Khatam Al Quran Saat Pandemi
Sejumlah santri berusia belasan tahun membaca Al quran atau tadarus bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran Pesantren Al Kautsar, Cibinong, Bogor, Kamis (7/5/2020). Kegiatan Khatam Al quran tersebut dilakukan rutin di setiap bulan Ramadan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Dr. H. Waryono, M.Ag Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI menyampaikan situasi pesantren di masa pandemi COVID-19 per 20 Juli 2020.

Menurutnya, hingga tanggal tersebut, dari 28 ribu pondok pesantren ada 8.085 pesantren yang sudah mulai siap dibuka kembali.

“Per tanggal 20 Juli 2020 ini, dari 28 ribu pesantren itu baru 8.085 pesantren yang betul-betul siap menerima santri kembali ke pesantren,” ujar Waryono dalam konferensi pers di BNPB Jakarta pada Selasa (21/7/2020).

Ia menambahkan, hal ini dipengaruhi oleh kondisi pesantren, meliputi besar kecilnya wilayah pesantren dan jumlah santri serta sarana dan prasarana yang sudah atau belum tersedia.

“Ini sebagai petunjuk bahwa kami sangat kooperatif dan pesantren-pesantren juga sangat menaati protokol yang ditetapkan pemerintah.”

Waryono memberi contoh upaya pesantren di Jawa Timur dalam mencegah penularan COVID-19. Salah satunya dengan cara mendatangkan santri secara bertahap.

“Ada pembelajaran menarik, di Jawa Timur itu mendatangkan santrinya bertahap dan ada prioritas sambil menunggu kesiapan sarana dan prasarana.”

Simak Video Berikut Ini:

Protokol Kesehatan di Pesantren Modern Gontor

Dalam kesempatan yang sama, pihak pengelola Pesantren Modern Gontor menayangkan sebuah video terkait rangkaian protokol kesehatan yang diterapkan di lingkungan pesantren tersebut.

Protokol itu dimulai dengan mengatur seluruh kendaraan yang mengantar santri untuk diparkir di tempat yang telah ditentukan.

Para petugas khusus akan menyemprot kendaraan dan barang bawaan santri menggunakan cairan disinfektan. Selanjutnya, para guru pembimbing konsulat yang memimpin para santri selama perjalanan harus melaporkan kedatangan konsulatnya kepada panitia dan pendataan lebih lanjut.

Para santri akan diarahkan untuk melakukan pengecekan suhu. Santri dengan suhu 38 derajat akan dilarikan ke ruang isolasi. Sedang, santri dengan suhu di bawah 38 derajat Celsius akan dipersilakan memasuki custom house melalui bilik sterilisasi.

Di dalam custom house, setiap santri akan diarahkan menuju ruang skrining untuk wawancara terkait kesehatan masing-masing. Santri yang dinyatakan sehat akan diarahkan menuju area pengumpulan berkas.

Berkas-berkas tersebut termasuk surat perjalanan, surat keterangan sehat, dan formulir pernyataan isolasi mandiri.

Setelah semua persyaratan lengkap, santri akan diminta membersihkan diri dan mengganti pakaian. Jika sudah bersih, setiap santri diminta menyelesaikan urusan administrasi dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya