Dinyatakan Negatif COVID-19, 10 Karyawan Non Medis RS Azra Sudah Kembali Bekerja

Setelah dinyatakan negatif COVID-19, 10 karyawan non medis RS Azra sudah kembali bekerja.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Agu 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)
Setelah dinyatakan negatif COVID-19, 10 karyawan non medis RS Azra sudah kembali bekerja. Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Bogor Pihak Rumah Sakit Azra Kota Bogor, Jawa Barat meluruskan kabar yang beredar sebelumnya bahwa 10 karyawan terkonfirmasi positif COVID-19. Menurut pimpinan rumah sakit tersebut, 10 karyawan telah dinyatakan negatif COVID-19 dan telah bekerja seperti biasa. 

"Untuk ke-10 karyawan kami ini, sejak dinyatakan negatif, mereka sudah mulai bekerja kembali," ungkap Wakil Direktur Medis RS Azra Jeffry Rustandi saat konferensi pers virtual di RS Azra Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/8/2020).

Terkait kemungkinan karyawan non medis bisa saja terpapar COVID-19, Jeffry melanjutkan, saat pandemi COVID-19, paparan dapat terjadi di mana-mana.

"Bisa dari rumah sakit, pasar, tempat ibadah, tempat-tempat keramaian. Semua itu memiliki risiko yang sama gitu ya. Jadi, kalau ditanya kenapa bisa terpapar ya semua orang bisa terpapar. Perlu dipahami buat masyarakat, saat ini paparan COVID-19 begitu mudah dengan droplet (percikan)," lanjutnya.

"Ada baiknya masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Kalau bisa jangan membuat stigma negatif terhadap pasien-pasien yang didiagnosis COVID-19. Hal itu bukan membantu mereka sembuh, tapi menyebabkan mereka dikucilkan dan depresi. Dan tentunya sangat disayangkan."

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Dua Kali Swab Ulang

Petugas mengoperasikan mesin uji spesimen COBAS 6800 untuk memeriksa sampel COVID-19 (Tangkapan Layar konferensi pers daring LBM Eijkman)
Petugas mengoperasikan mesin uji spesimen COBAS 6800 untuk memeriksa sampel COVID-19 (Tangkapan Layar konferensi pers daring LBM Eijkman)

Munculnya kabar 10 karyawan non medis RS Azra sebenarnya sudah mencuat seminggu lalu. Pihak RS Azra pun baru memberikan keterangan resmi hari ini.

"Kenapa baru sekarang kami memberikan keterangan resmi (klarifikasi). Jadi, dalam menegakkan diagnosis  tentunya berdasarkan fakta-fakta harus saintifik. Teori penyebaran virus Corona ada di tempat dengan sirkulasi udara jelek paparan sinar matahari," jelas Jeffry.

"Ke-10 karyawan kami kan rata-rata petugas non medis. Yang kerjanya outdoor dengan sirkulasi udara bagus. Mereka cukup banyak berinteraksi dengan orang-orangnya juga tidak berkerumun. Nah, atas dasar itu harus ada penjelasan sains dari hasil dan teori untuk kami evaluasi lebih lanjut."

Oleh karena itu, RS Azra dalam memberikan jawaban harus yakin dulu, apakah 10 karyawan non medis terbukti positif COVID-19.

"Akhirnya, kami tes swab ulang. Pertama di laboratorium KalGen innolab milik Kalbe Farma pada tanggal 30 Juli 2020. Hasilnya kami terima pada tanggal 2 Agustus 2020 dan dinyatakan negatif,"

"Kami terus melakukan investigasi ulang kembali dengan pemeriksaan swab pada tanggal 5 Agustus di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta. Hasilnya, teman-teman kami dinyatakan negatif COVID-19."

Perbedaan Hasil Pemeriksaan

FOTO: 350 Penumpang KRL Jalani Tes Swab di Stasiun Bogor
Petugas medis merapikan sampel saat melakukan tes swab terhadap penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (27/4/2020). Pengetesan yang melibatkan 350 penumpang ini untuk memastikan ada atau tidaknya COVID-19 yang dibawa penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Konfirmasi positif COVID-19 terhadap 10 karyawan non medis RS Azra sebelumnya diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bogor pada 27 Juli 2020. Hasilnya keluar pada 29 Juli 2020.

"Pemeriksaan pertama pertama dengan 50 karyawan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bogor pada tanggal 27 Juli. Karyawan kami diambil sampelnya dan hasilnya kami terima pada tanggal 29 Juli 2020 dengan hasil positif COVID-19," tutur Jeffry.

Melihat adanya perbedaan hasil pemeriksaan swab antara Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan KalGen Inno Lab dan Eijkman, Jeffry tidak bisa menjawabnya.

"Kenapa bisa berbeda hasilnya? Itu bukan wewenang saya untuk menjelaskannya. Bukan kapasitas saya. Saya di sini hanya menyampaikan fakta-fakta yang ditemukan terkait hasil pemeriksaan kepada 10 karyawan kami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya