Jangan Bangga Dulu, Bapak-Bapak Lebih Rentan Terkena Dampak COVID-19

Ada beberapa alasan pria lebih rentan tertular COVID-19 ditinjau dari aspek psikologisnya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Agu 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 13:00 WIB
Suasana Jam Pulang Kantor Pekerja di Jakarta
Antrean calon penumpang memasuki stasiun Sudirman saat jam pulang kantor di Jakarta, Senin (8/6/2020). Aktivitas perkantoran dimulai kembali pada pekan kedua penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ahli Psikologi Politik Universitas Indonesia Profesor Hamdi Muluk mengungkapkan, hasil berbagai studi di dunia melaporkan bahwa persentase pria yang terinfeksi COVID-19 lebih banyak daripada perempuan.

Salah satu alasannya terkait kepatuhan dan kemampuan kaum Hawa dalam menjaga diri dari penularan Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Memang temuan kita konsisten. Pertama, dari jumlah yang terinfeksi selalu persentasenya sekitar 59 persen itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan, sampai ada yang 60 persen," kata Hamdi dalam dialog dari Graha BNPB belum lama ini.

Selain itu, dari tingkat fatalitasnya, laki-laki juga disebut lebih banyak yang meninggal akibat terjangkit Corona daripada perempuan. Hamdi mengatakan ada kemungkinan hal itu terkait dengan struktur genetik, hormonal, dan kekebalan.

"Menurut studi kesehatan sebenarnya perempuan lebih imun. Jadi, bapak-bapak jangan bangga dulu, bapak-bapak lebih rentan terkena dampak dari Corona," kata Hamdi berseloroh.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Kampanye Pada Laki-Laki

Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Untuk masalah pencegahan COVID-19 pun, Hamdi mengatakan berbagai studi di dunia menunjukkan bahwa perempuan lebih patuh terhadap protokol kesehatan dan berbagai cara mencegah tertular penyakit tersebut.

"Mungkin ada beberapa penjelasan misalnya laki-laki itu dalam era new normal ini lebih banyak bertanggung jawab untuk jadi kepala rumah tangga yang diperbolehkan pemerintah untuk melakukan aktivitas perekonomian," katanya.

"Laki-laki juga lebih banyak keluar rumah daripada perempuan. Ini harus kita pikirkan bahwa dengan kondisi secara psikologis laki-laki yang lebih teledor dibandingkan perempuan soal mematuhi protokol kesehatan dia juga didorong keluar rumah. Itu menambah kerentanan."

Hamdi menambahkan persepsi risiko pria terhadap COVID-19 juga lebih rendah dibandingkan perempuan. Belum lagi di budaya patriarki membentuk persepsi masyarakat Indonesia bahwa laki-laki dianggap lebih "kuat" ketimbang perempuan.

"Dalam konteks ini keliru. COVID ini tidak memandang laki-laki atau perempuan. Mau feminim mau maskulin semuanya bisa tertular."

"Jadi perempuan itu secara perilaku lebih tertib dalam konteks melindungi diri dari penularan COVID ini. Jadi kalau kita mau kampanye lebih, justru laki-laki yang harus dikampanyekan lebih," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya