Liputan6.com, Nusa Tenggara Timur Di daerah terpencil Nusa Tenggara Timur (NTT), spesimen COVID-19 harus diterbangkan dengan helikopter. Upaya ini dikarenakan sulitnya akses menjangkau daerah-daerah terpencil, sehingga layanan operasi penanganan COVID-19 dapat cepat dilakukan.
Helikopter yang dikerahkan dalam operasi penanganan COVID-19 di daerah terpencil NTT ini milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kehadiran helikopter BNPB dalam operasi COVID-19 ke daerah terpencil NTT mulai pertengahan Februari 2020.
Advertisement
"Helikopter yang berbasis di NTT ini melakukan pendistribusian logistik sekaligus pengambilan hasil spesimen COVID-19," ujar Pelaksana Tugas Deputi Bidang Penanganan Daerah BNPB Dody Ruswandi kepada Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo secara virtual, Selasa (22/9/2020).
“Heli BNPB dropping logistik COVID-19 dan pulangnya menjemput spesimen hasil uji COVID-19 ke daerah terpencil di NTT."
Helikopter dengan kode PK-CFS sangat membantu untuk menjangkau wilayah-wilayah kepulauan. Bahkan kawasan terpencil sekalipun. Melalui layanan transportasi helikopter, penanganan bencana, termasuk COVID-19 dapat dilakukan dengan cepat.
Namun, pengoperasian armada membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Pemanfaatan helikopter dilakukan BNPB dengan tepat, sehingga operasi berjalan efektif dalam konteks waktu, manfaat, dan biaya operasional," lanjut Dody.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Mengangkut 214 Spesimen COVID-19
Pada pekan lalu, helikopter BNPB mengangkut 214 spesimen tes COVID-19 dari daerah-daerah terpencil di NTT. Dari seluruh pemeriksaan spesimen yang dilakukan para petugas kesehatan setempat, ada 30 spesimen tes yang dinyatakan negatif, sisanya masih pengujian laboratorium.
Helikopter BNPB pun ditempatkan di Labuan Bajo. Dari Labuan Bajo, helikopter menjemput spesimen COVID-19 ke daerah terpencil NTT.
“Helikopter BNPB, yang memang ditempatkan standby di home base Labuan Bajo, membantu pengambilan sample specimens tes COVID-19 di daerah-daerah terisolir di NTT,” papar Dody sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
Desa terpencil NTT yang dimaksud, yaitu Kampung Wae Rebo yang berada di Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai.
Setiap kali menjemput spesimen ke daerah terpencil, helikopter mendarat di punggung bukit kecil yang diratakan, sehingga pendaratan berlangsung dengan aman.
"Yang menarik, pendaratan (heli) ini dibuat oleh ketua adat setempat," lanjut Dody.
Advertisement
Atasi Kesulitan Akses di Pelosok
Helikopter BNPB sebelumnya digunakan untuk kesiapsiagaan bencana, evakuasi, kegiatan SAR. Alat transportasi udara ini sekaligus mengawal kegiatan pariwisata di Labuan Bajo, yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu kawasan wisata utama yang disebut sebagai “Bali Baru”.
Sejak terjadinya pandemi COVID-19 kawasan NTT, sangat sulit diakses oleh sarana transportasi. Akses ke pulau-pulau terpencil yang banyak penerbangan dan kapal tidak beroperasi.
Oleh karena itu, helikopter BNPB turut digunakan Pemerintah Provinsi NTT untuk membantu mengatasi sistem transportasi yang berhenti karena pandemi COVID-19.
“Alhamdulillah kegiatan dukungan helikopter BNPB tersebut sangat membantu masyarakat dan pemerintah daerah setempat, sehingga pelayanan publik di bidang kesehatan dapat teratasi," ungkap Dody pada Rabu (23/9/2020) pagi ini.
"Sesuai perintah Kepala Negara, Presiden Jokowi. Bahwa negara harus hadir di manapun sampai pelosok negeri demi kemanusiaan."
Infografis Target Uji Spesimen Corona 20 Ribu per Hari
Advertisement