Liputan6.com, Jakarta Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer akan memperluas uji coba vaksin COVID-19 kepada kelompok usia anak-anak paling muda 12 tahun. Hal ini demi lebih memahami keamanan dan efektivitas vaksin di lebih banyak kelompok usia.
Pada Senin pekan ini, Pfizer mengatakan telah mendapatkan izin dari Food and Drug Administration (FDA) untuk memasukkan anak berusia 12 sampai 15 dalam studi vaksin COVID-19 global.
Baca Juga
Dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (15/10/2020), perusahaan yang berbasis di New York ini berencana melakukan uji vaksin terhadap 30 ribu peserta. Namun, jumlah partisipan diperbanyak hingga 44 ribu pada September.
Advertisement
Mereka mengatakan, peningkatan jumlah partisipan ini dilakukan untuk meningkatkan keragaman populasi studi. Dikutip dari WebMD, pada September, uji coba vaksin memperluas kelompok dengan memasukkan remaja berusia 16 sampai 17 tahun, serta pasien dengan infeksi kronis seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV.
Baru pada Oktober, FDA memberikan izin bagi Pfizer untuk menyertakan peserta uji vaksin COVID-19 berusia termuda 12 tahun.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Keselamatan Peserta yang Terpenting
Pfizer bersama dengan BioNtech dan Fosun Pharma, melakukan uji coba pada empat vaksin COVID-19 yang masing-masing menggunakan messenger RNA dalam kombinasi yang berbeda untuk menghasilkan antibodi.
Uji coba tahap II/III untuk vaksin BNT162b2 diluncurkan pada 27 Juli di AS. Hasil penelitian awal dari studi tahap I/II terhadap bentuk vaksin BNT162b1 yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan respons kekebalan yang kuat pada orang dewasa yang diimunisasi.
Vaksin Pfizer-BioNTech merupakan salah satu kandidat terdepan untuk menjadi yang pertama mendapatkan persetujuan regulasi di AS dan Eropa. Apabila izin didapatkan, perusahaan berharap bisa memproduksi hingga 100 juta dosis vaksin pada akhir 2020 secara global, dan mencapai 1,3 miliar dosis di akhir 2021.
"Meskipun kami bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, menjaga kualitas tinggi dan standar keselamatan sangat penting selama pengembangan," kata perusahaan dalam laman resminya.
"Keselamatan peserta adalah yang terpenting... Seperti semua uji coba kami, kami mengikuti semua aturan dan regulasi yang berlaku untuk memastikan keselamatan peserta."
Advertisement
Uji Vaksin pada Anak
Sejauh ini, penelitian vaksin COVID-19 masih difokuskan pada kelompok orang dewasa. Hal ini karena pertama, vaksin biasanya diuji secara bertahap dan dimulai pada orang yang lebih sehat dan tidak terlalu rentan. Kedua, penyakit tersebut terbukti lebih berisiko besar pada orang dengan usia tua.
"Dari sudut pandang manfaat-risiko, saya pikir kita harus memiliki bukti bahwa vaksinasi bisa berhasil sebelum memulai uji coba besar kepada pediatri," kata Moncef Slaoui, kepala ilmuwan yang mengawasi program uji coba vaksin virus corona pemerintah AS kepada Business Insider.
Selain Pfizer, beberapa pengembang vaksin juga berencana melakukan uji coba vaksin COVID-19 pada anak-anak. Seperti Moderna, yang mengatakan bahwa mereka berencana memulai uji klinis pada anak sebelum akhir tahun dan tengah menunggu persetujuan dari regulator.
Sementara, Chief Scientific Officer Johnson & Johnson Paul Stoffels mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk melakukan uji coba terhadap anak, yang rencananya dimulai akhir tahun ini, apabila keamanan sudah terjamin pada orang dewasa.
Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac
Advertisement