Tak Lelah Rawat Pasien COVID-19, Muhadjir Effendy: Utamakan Keselamatan Tenaga Medis

Tak lelah merawat pasien COVID-19, Muhadjir Effendy tegaskan utamakan keselamatan tenaga medis.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Okt 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2020, 14:00 WIB
Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy mengakui pemerintah sejauh ini belum sepenuhnya menaruh perhatian serius pada usaha di sektor jamu dan obat-obatan tradisional saat sesi virtual, Rabu (14/10/2020). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy melihat perjuangan para tenaga medis dan kesehatan yang merawat pasien COVID-19. Mereka harus berjam-jam mengenakan alat pelindung diri (APD) di ruang isolasi.

"Saya mohon betul kepada seluruh manajemen fasilitas kesehatan (faskes), dijaga (kesehatan dan keselamatan) para tenaga medis dan kesehatan, khususnya dokter," pesan Muhadjir saat sesi virtual Pertemuan Nasional Manajemen Fasilitas Kesehatan Tahun 2020, ditulis Minggu (18/10/2020).

"Karena kalau menyelamatkan pasien, tanpa tenaga kesehatan ya tidak bisa. Saya minta betul supaya pelayanan rumah sakit memberikan perhatian terhadap tenaga kesehatan. Harus diutamakan dulu, jangan sampai dokter jadi korban (terpapar COVID-19)."

Kalau kita ingat, lanjut Muhadjir, satu orang dokter meninggal itu tidak tergantikan peranannya. Keselamatan tenaga medis pun menjadi penting.

"Kita (Indonesia) masih termasuk negara dengan angka kematian tenaga medis yang tertinggi di dunia. Jadi, saya harus mengutamakan keselamatan dari para tenaga medis ini," lanjutnya.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

136 Dokter Gugur Akibat COVID-19

FOTO: Angka Kasus Baru COVID-19 Masih Tinggi
Petugas pemakaman mengenakan hazmat saat membawa jenazah pasien COVID-19 untuk dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (14/7/2020). Hingga hari ini, lima provinsi mencatat tambahan kasus baru tertinggi yakni Jatim, DKI Jakarta, Sulsel, Kalsel, dan Sumut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Data Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per 15 Oktober 2020, 136 dokter gugur akibat COVID-19.  Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 71 dokter umum (4 guru besar), 63 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 66 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Ari Kusuma Januarto mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan.

"Sudah ratusan tenaga medis dan kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar COVID-19. Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," kata Ari sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Setiap tenaga medis dan kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya. Harus ada kerjasama menyeluruh, baik dari Pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan. Sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka, tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri."

Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19

Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya