Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi, SpOT menyoroti potensi lonjakan kasus COVID-19 dari aktivitas libur panjang akhir pekan yang cenderung mengabaikan protokol kesehatan.
"Aktivitas masyarakat khususnya pada libur akhir pekan (long weekend) yang padat dan sebagian besar mengabaikan protokol kesehatan, akan berpotensi memicu lonjakan kasus COVID-19 yang akan terlihat dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu mendatang," ujar Adib, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa, 3 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Adib mengatakan, pada libur panjang sebelumnya, periode Mei 2020, terjadi lonjakan kasus COVID-19 sebanyak 41 persen dan 21 persen pada Agustus 2020 dengan peningkatan rata-rata tes per orang sepekan sebesar 20 persen. Ia menekankan, yang perlu diwaspadai adalah orang tanpa gejala (OTG) yang berpotensi menularkan virus pada orang lain tanpa disadari.
"Yang perlu diwaspadai terutama adalah OTG yang berpotensi menularkan pada orang lain tanpa disadari. Liburan meningkatkan mobilitas manusia, semakin tinggi mobilitas akan meningkatkan transmisi virus. Kami meminta masyarakat untuk sabar, sadar dan mempunyai daya juang dalam upaya-upaya penanganan Pandemi COVID-19 ini dengan berpartisipasi aktif melakukan testing COVID agar dapat melindungi dirinya sekaligus juga orang di sekitar," Adib berpesan.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Data Tenaga Medis yang Meninggal Akibat COVID-19
Melalui keterangan yang sama, Tim Mitigasi IDI juga mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang meninggal dunia akibat COVID-19. Tim Mitigasi IDI mencatat, total ada 161 petugas medis yang telah berpulang akibat infeksi COVID-19 sejak Maret hingga Oktober 2020.
Para petugas medis yang meninggal tersebut terdiri dari 152 dokter dan 9 dokter gigi. Adapun rincian dokter yang meninggal sebagai berikut:
- Dokter Umum: 82 orang (4 diantaranya guru besar)
- Dokter Spesialis: 68 orang (6 diantaranya guru besar)
- Dokter Residen: 2 orang
Sementara data berdasarkan provinsi, yakni:
- Jawa Timur: 33 dokter
- Sumatra Utara: 23 dokter
- DKI Jakarta: 24 dokter
- Jawa Barat: 12 dokter
- Jawa Tengah: 10 dokter
- Sulawesi Selatan: 7 dokter
- Banten: 6 dokter
- Bali: 5 dokter
- Kalimantan Selatan: 4 dokter
- DI Aceh: 4 dokter
- Riau: 4 dokter
- Kalimantan Timur: 4 dokter
- Sumatra Selatan: 3 dokter
- Kepulauan Riau: 2 dokter
- DI Yogyakarta: 2 dokter
- Nusa Tenggara Barat: 2 dokter
- Sulawesi Utara: 2 dokter
- Papua Barat: 1 dokter
- Sumatra Barat: 1 dokter
- Bengkulu: 1 dokter
Selain itu, masih ada dua dokter tengah menunggu verifikasi.
Â
Â
Â
Advertisement