Sampai November 2020, Ada 162 Dokter Meninggal Terpapar COVID-19

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daerah Jawa Barat menyatakan sampai dengan bulan November 2020, sebanyak 162 dokter wafat terpapar COVID-19 di seluruh Indonesia.

oleh Arie Nugraha diperbarui 04 Nov 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi dokter. (dok. unsplash/@marceloleal80)

Liputan6.com, Bandung - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daerah Jawa Barat menyatakan sampai dengan bulan November 2020, sebanyak 162 dokter meninggal terpapar COVID-19 di seluruh Indonesia. Kasus paparan COVID-19 yang terakhir, terjadi di akhir bulan Oktober dan awal bulan ini.

Menurut Ketua IDI Daerah Jawa Barat Eka Mulyana, tingginya jumlah dokter meninggal akibat COVID-19 tidak hanya akibat melakukan kontak langsung dengan pasien yang terpapar. Melainkan pula dipicu oleh menurunnya daya tahan tubuh dokter, karena kurangnya jam istirahat.

“Rotasi jam kerja itu menjadi salah satu faktor juga. Bagaimana pun juga di Undang - undang Tenaga Kerja dan Undang - undang Kesehatan, jam kerja itu kan minimal enam jam sampai delapan jam sehari. Sedangkan banyak teman - teman sejawat kami, yang ada kendala satu dan lain hal bisa sampai lebih dari itu. Non stop bahkan dilanjut,” ujar Eka saat dihubungi melalui telepon, Bandung, Rabu, 4 November 2020.

Eka menjelaskan meski telah menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar yang ditentukan, tidak bisa menghalangi penurunan daya tahan tubuh dokter saat menangani langsung pasien terkonfirmasi COVID-19.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Bisa Diatasi dengan Peran Serta Masyarakat

Eka mengaku banyaknya kasus paparan COVID-19 terhadap dokter itu dianggap bisa diatasi. Caranya kata Eka, seluruh kelompok masyarakat ikut serta dalam penanggulangan pandemi ini.

“Jika angka terkonfirmasi positif COVID-19 masih tinggi, kan ujung - ujungnya masuk rumah sakit. Di sana yang menangani tenaga medis, dalam hal ini dokter. Mau tidak mau paparan COVID-19 terhadap dokter masih tinggi,” ucap Eka. 

Eka menyebutkan berbagai program pemerintah dalam upaya penanggulangan mencegah meluasnya paparan COVID-19 sudah lebih dari baik. Namun efektivitasnya harus lebih ditingkatkan lagi.

Terutama lanjut Eka, dalam hal mengingatkan masyarakat bahwa pandemi ini belum berakhir. Masih tingginya paparan COVID-19 kini akibat sebagian besar masyarakat masih abai dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Banyak masyarakat yang merasa sudah tidak ada pandemi. Terlihat masih banyak yang berkerumun, tidak memakai masker, tidak menjaga jarak. Itu menjadi pemicu masih tingginya angka COVID-19,” terang Eka.

Akibatnya banyak tenaga medis, khususnya dokter yang terpapar. Eka menyebutkan jumlah dokter yang wafat akibat COVID-19 tertinggi berasal dari tiga daerah yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Di Jawa Barat sendiri terdapat 11 dokter yang wafat. (Arie Nugraha) 

Infografis 3M

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya