Angka Kasus Corona COVID-19 Naik Dipengaruhi Jumlah Testing, tapi....

Angka kasus Corona COVID-19 naik dapat dipengaruhi dari jumlah testing, tapi...

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Des 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 13:00 WIB
FOTO: Cegah Penyebaran COVID-19, Puluhan Santri di Depok Jalani Swab Test Massal
Santri melakukan swab test di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020). Swab test massal dilakukan menyusul ditemukannya paparan COVID-19 terhadap seorang santri dan untuk memutus mata rantai penyebaran. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Angka kasus Corona COVID-19 naik dapat dipengaruhi jumlah pemeriksaan/tes COVID-19 (testing), tapi hal itu tergantung dari laju penularan yang terjadi. Jumlah orang yang dites COVID-19 banyak, sementara penularan sedikit, maka jumlah orang yang positif juga sedikit.

Dalam dialog Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan! pada Jumat, 4 Desember 2020, Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan kaitan antara testing dan penularan virus Corona.

"Jumlah kasus meningkat, pasti kaitannya juga dengan jumlah testing. Tapi testing banyak, kalau penularannya sedikit, yang positif juga pasti sedikit," jelas Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta.

"Sebanyak-banyaknya testing juga pasti akan sedikit. Kalau (orang) ditesting banyak dan angkanya (konfirmasi positif) naik terus, berarti (laju) penularannya tinggi."

Oleh karena itu, protokol kesehatan menjadi kunci yang harus dilakukan.

"Jadi, kalau kita tidak melakukan pencegahan penularan melalui 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun) berapa pun mau dites, ya akan positif Corona," pungkas Wiku.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Kasus COVID-19 Naik, Masyarakat Abai Protokol Kesehatan

FOTO: Razia Masker Terus Digalakkan
Warga yang terjaring razia masker didata petugas Satpol PP di kawasan Tanjung Duren, Jakarta, Kamis (19/11/2020). Satpol PP terus menindak warga yang melanggar protokol kesehatan selama PSBB transisi dengan sanksi kerja sosial di sarana umum atau membayar denda. (merdeka.com/Imam Buhori)

Pada konferensi pers kemarin, 3 Desember 2020, adanya penambahan kasus positif COVID-19 harian yang terus meningkat hingga menembus lebih dari 8.000 kasus, Wiku mengungkapkan, angka itu termasuk sangat besar dan tidak bisa ditolerir.

"Mohon agar diperhatikan bahwa terus meningkatnya angka kasus positif Corona menandakan laju penularan masih terus meningkat. Jelas terlihat hal ini terjadi karena masyarakat semakin hari, semakin mengabaikan protokol kesehatan," ungkapnya.

"Masyarakat harus sadar kelalaian berdampak sangat fatal. Jangan menunggu kasus harian semakin tidak terkendali untuk dapat disiplin terhadap diri sendiri."

Disiplin protokol kesehatan tidak menjadi sulit bila semua orang sadar menerapkannya.

"Target ini tidak akan menjadi sulit, jika semua orang sadar betul bahwa kita tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja. Tidak ada yang tahu kapan pandem COVID-19 akan berakhir," ujar Wiku.


Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya