Lindungi Pasien Kanker dari COVID-19 Selama Pengobatan, Rumah Sakit Perlu Berinovasi

Kunjungan pasien kanker di fasilitas kesehatan menurun drastis setelah COVID-19 merebak. Padahal, perawatan kanker harus terus dijalankan agar mendapatkan hasil akhir yang baik.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Des 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi kanker
Ilustrasi kanker Foto oleh Ave Calvar Martinez dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Kunjungan pasien kanker di fasilitas kesehatan menurun drastis setelah COVID-19 merebak. Padahal, perawatan kanker harus terus dijalankan agar mendapatkan hasil akhir yang baik.

Penurunan kunjungan ini diakibatkan kekhawatiran pasien akan terinfeksi virus corona. Mengingat, pasien kanker memiliki risiko kematian yang tinggi jika terkena COVID-19.

Dalam mengatasi masalah ini, rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain memiliki peran penting agar pasien merasa aman selama melakukan pengobatan.

Hingga kini, banyak fasilitas perawatan kesehatan telah menyesuaikan praktik mereka dan menerapkan solusi baru untuk meminimalisasi risiko penularan COVID-19.

Bagi banyak negara, telehealth atau layanan kesehatan jarak jauh telah menjadi bagian penting dari layanan pasien. Layanan ini memungkinkan para tenaga kesehatan seperti ahli onkologi untuk memeriksa pasien mereka dan melakukan skrining jarak jauh tanpa pasien perlu meninggalkan rumah.

Penanganan pasien juga telah dimodifikasi. Misalnya yang dilakukan Tata Memorial Centre di India yang menghindari operasi kompleks yang membutuhkan banyak transfusi darah dan tinggal lama di unit perawatan intensif.

Selain itu, National Cancer Centre Singapore (NCCS) telah menyesuaikan rencana pengobatan bagi beberapa pasien dan mengatur pencitraan diagnostik (radiologi) serta biopsi pada hari yang sama untuk rujukan baru yang dinilai memiliki kemungkinan tinggi terkena kanker, sehingga dapat membatasi jumlah janji ke klinik bagi pasien. 

“Layanan perawatan kesehatan di seluruh Asia menanggapi gangguan COVID-19 dengan menghadirkan berbagai model perawatan yang inovatif dan berdampak untuk mempertahankan layanan yang efektif,” kata Dr Chng Wee Joo, direktur Institut Kanker Universitas Nasional, Singapura dalam rilis AstraZeneca, dilansir Jumat (11/12/2020).

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

Kampanye New Normal Same Cancer

Chng dan ahli onkologi lainnya menyerukan kampanye New Normal Same Cancer yang bertujuan mendorong para pasien kanker untuk tetap melakukan perawatan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

New Normal Same Cancer berarti penanganan pada kanker yang sama namun caranya berbeda, disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19.

Dengan kampanye ini, para ahli berusaha meyakinkan masyarakat dan pasien kanker serta penyintas untuk membangun kepercayaan diri mereka guna kembali dan mendapatkan pemeriksaan serta perawatan yang sesua.

“Melalui kampanye New Normal, Same Cancer, kami berharap dapat mendorong pasien untuk tetap mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan dan berhenti menunggu hingga risiko COVID-19 yang dirasakan telah berlalu.”

Para spesialis kanker dari kelompok perawatan kesehatan, dan pembuat kebijakan, bekerja sama dengan komunitas pasien untuk membagikan pesan ini.

“Kami berharap dapat mendorong pasien untuk memprioritaskan pengobatan kanker mereka serta membuat perjanjian untuk tindakan lanjutan, hingga pada akhirnya meningkatkan hasil perawatan kesehatan pasien kanker di seluruh Asia,” tutup Fong Pei-Chieh, Medical Director of AstraZeneca, Asia Area.

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien COVID-19

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya