Vaksinolog Dirga Rambe: Tidak Perlu Takut Divaksin, Pemerintah Jamin Keamanan dan Efektivitasnya

Dirga menegaskan, masyarakat tidak perlu takut divaksin karena pemerintah menjamin keamanan dan efektivitasnya. Menurutnya, saat ini orang cenderung berspekulasi mengenai vaksin COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 18:00 WIB
Vaksinasi
Sebelum bisa disuntikkan ke kelompok prioritas, vaksin COVID-19 perlu melalui serangkaian proses untuk mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Liputan6.com, Jakarta Beberapa negara dikabarkan sudah melakukan vaksinasi COVID-19. Di Indonesia, vaksin COVID-19 telah tiba sejak Minggu, 6 Desember 2020. Namun, sebelum bisa disuntikkan ke kelompok prioritas, vaksin perlu melalui serangkaian proses untuk mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Regulator obat di Tanah Air itu lebih dulu akan memastikan aspek kemanan, efektivitas dan mutu vaksin. Diharapkan, dalam waktu dekat masyarakat bisa segera menerima vaksinasi.

"Badan POM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun sebelum izin dari Badan POM keluar. Ini merupakan upaya dari pemerintah untuk memastikan bahwa vaksin yang kita gunakan betul-betul aman dan efektif,” jelas vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe dalam Dialog Produktif ‘Vaksin: Fakta dan Hoaks’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa, (15/12/2020).

Dirga menegaskan, masyarakat tidak perlu takut divaksin karena pemerintah menjamin keamanan dan efektivitasnya. Menurutnya, saat ini orang cenderung berspekulasi mengenai vaksin COVID-19.

“Sekarang melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi, menebak-nebak, dan menduga-duga. Kita tidak perlu seperti itu, karena ini masih berproses,” lanjut dokter Dirga.

Program vaksinasi COVID-19 diharapkan bisa membantu mengendalikan pandemi. Belajar dari program imunisasi rutin yang sudah lama dilakukan di Indonesia sejak tahun 1956, beberapa penyakit seperti cacar atau variola, campak, dan polio tidak ditemukan lagi berkat cakupan imunisasi yang luas.

Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir Indonesia bebas campak dan polio. Tentu ini juga merupakan peran vaksinasi dengan cakupan yang tinggi. Oleh karena itu, kita juga berharap jika nanti saatnya vaksin COVID-19 dapat diberikan, maka juga dapat membantu mengendalikan pandemi,” katanya.

 

 

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Vaksin Diberikan pada Orang Sehat

Dirga menjelaskan, vaksinasi akan dilakukan bertahap serta diberikan pada orang sehat, rentang usia dewasa muda, dan belum pernah terkena COVID-19 sebagai upaya pencegahan. Selain itu, vaksinasi juga akan diprioritaskan bagi yang bertugas pada garda terdepan penanganan COVID-19.

"Setiap negara punya kebijakan yang berbeda-beda, tergantung kelompok penduduk mana yang punya risiko paling tinggi. Di Indonesia yaitu tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19, dikhususkan untuk rentang usia 18-59 tahun,” ujarnya.

Jika dua pertiga atau sekitar 60 sampai 70 persen penduduk Indonesia telah divaksinasi, ini juga akan melindungi orang-orang di sekitar yang tidak mendapatkan vaksinasi.

"Kita harapkan orang-orang yang tidak bisa divaksinasi mendapatkan manfaat dari orang-orang yang bisa divaksinasi. Itulah yang disebut dengan konsep herd immunity,” ujarnya.

Meski program vaksinasi telah dipersiapkan, Dirga mengingatkan agar masyarakat tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Upaya pencegahan melalui 3M (pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak) harus terus dikerjakan.

"Ingat jika nanti vaksinnya sudah tiba, kita tetap harus menjalankan protokol kesehatan karena setiap upaya pencegahan tidak ada yang sempurna. Kita harus lakukan semuanya, agar kita terhindar dari COVID-19,” tutup Dirga.

Infografis

INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya