Liputan6.com, Jakarta Penularan varian baru virus Corona Inggris bernama VUI-202012/01 rupanya tidak mengenal musim dan geografis. Dalam hal ini, iklim tropis seperti di Indonesia ada kemungkinan, varian baru virus Corona tersebut bisa saja masuk.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan, virus Corona baru dari Inggris sudah dilaporkan di Singapura dan Australia.
Advertisement
"Tentang virus Corona dan geografis ya sekalian Saya jawab. Situasi saat ini sudah menjawab pertanyaan itu. Karena varian baru virus Corona yang terjadi di Inggris pada musim dingin saat ini, sekarang sudah ada di Australia, yang sedang musim panas," jelas Amin di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Senin (28/12/2020).
"Lalu ada di Singapura yang (iklim) tidak berbeda dengan Indonesia. Sikap kita sebaiknya harus waspada dan berhati-hati. Bahwa (penularan) virus Corona baru tidak mengenal musim, tidak mengenal geografis."
Merebaknya penularan varian baru virus Corona Inggris, menurut Amin bukan disikapi panik berlebihan dan terlalu khawatir. Kehadiran virus Corona baru harus diterjemahkan menjadi upaya kita untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi.
"Kemudian kemampuan kita dalam merespons dan mencegah, jangan sampai dia (virus Corona baru) masuk ke Indonesia dengan mudah. Ya, memang tidak terlalu mudah untuk mendeteksi, karena pintu (kedatangan) kita terlalu banyak juga," imbuhnya.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Mutasi Virus Corona Termasuk Alami
Amin mengatakan, mutasi virus Corona menjadi varian baru termasuk alami. Mutasi pun terjadi secara random
"Soal mutasi, sebagaimana virus-virus lain, setiap kali dia memang bereplikasi, memperbanyak diri. Terjadi mutasi secara acak dan random. Kemudian terjadi proses seleksi," katanya.
"Kalau virusnya mutasi kemudian tambah buruk buat dia, dia kan mati. Tapi kalau dia mengalami mutasi yang menyebabkan dia lebih terhadap lingkungannya dia kuat. Kita lihat, makin lama mutasi untuk adaptasi ya makin baik karena ada proses seleksi."
Sejauh ini, mutasi virus Corona terjadi di protein S, tapi bukan di reseptor banding domain (RBD), bukan di bagian ujung sekali yang menempel pada sel manusia. Pada VUI-202012/01, mutasi sudah mencapai RBD.
"Mutasi yang baru ini sudah mulai terjadi mutasi di RBD, tapi banyak beberapa poin yang belum sampai mengubah struktur maupun sifat gennya-nya," terang Amin.
Advertisement