Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 dilengkapi barcode (QR Code) yang terhubung dengan sistem data penerimanya. Tujuannya, sebagai upaya terintegrasi dengan sistem teknologi yang telah disiapkan pemerintah.
Adanya barcode juga mencegah terjadinya penyimpangan penggunaan vaksin COVID-19 oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Advertisement
"Semua vial vaksin itu ada barcode-nya. Lewat barcode itu nanti di-link-an (dihubungkan) siapa saja yang disuntik. Sistemnya one by one (orang per orang),"Â kata Budi Gunadi Sadikin di Gedung KPK Jakarta ditulis pada Senin (11/1/2021).
"Jadi, tetesan-tetesan vaksin yang mungkin tadinya mau dipakai menjadi tetesan-tetesan nafkah para koruptor ya mudah-mudahan bisa kita kurangi. Karena semuanya sudah terintegrasi dengan sistem informasi dan teknologi sejak awal pemaketan," Budi menekankan.
Selain itu, vaksin COVID-19 yang dilengkapi barcode dapat dipantau perjalanan distribusinya.
"Kita bisa track (memantau) itu barangnya (vaksin COVID-19) sampai ke mana," ujar Budi Gunadi.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Barcode untuk Pantau Perjalanan Vaksin COVID-19
Senada dengan Budi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, sistem barcode untuk vaksin COVID-19 dapat membantu pemantauan perjalanan vaksin sampai ke daerah.
Barcode yang terintegrasi dengan data vaksinasi sebagai bentuk transparansi dari pemerintah kepada rakyat.
"Kami dari Kementerian BUMN mendapat penugasan, bagaimana memberikan upaya transparansi kepada rakyat. Soal distribusi, kami membangun barcode, setiap vial dan bulk (bahan baku) vaksin COVID-19 dilengkapi sistem tersebut," kata Erick.
"Selama perjalanan (distribusi vaksin) kita bisa pantau, sehingga distribusi hingga ke provinsi dapat berjalan baik. Kami berharap para pimpinan daerah membantu, bagaimana vaksin nanti digunakan dan ada sistem cold chain atau penyimpanan rantai dingin 2 sampai 8 derajat Celsius (suhu penyimpanan vaksin Sinovac)."
Advertisement
Barcode dan Upaya Perbaikan Sistem Data Vaksinasi
Adanya barcode pada vaksin COVID-19 sekaligus upaya memperbaiki sistem data vaksinasi. Apalagi vaksinasi akan dilakukan dua kali penyuntikkan.
"Alhamdulillah, dengan barcode ini jadi ksempatan bangsa kita memperbaiki sistem vaksinasi, yang selama ini terpencar-pencar. Setelah vaksinasi tahun ini ya tahun depan divaksin lagi," kata Erick.
"Suka tidak suka, data akan terkumpul dan terbuka transparan. Kapan lagi kita mempunyai satu data transparan, sehingga data ini bisa digunakan pemerintah menyalurkan bantuan secara tepat. Apakah bansos, vaksinasi gratis, dana usaha mikro, dan lainnya."
Di sisi lain, Erick juga menegaskan, Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan terus memantau perkembangan vaksin Merah Putih.
"Upaya kita agar tidak tergantung vaksin impor dengan kehadiran vaksin Merah Putih. Tentu, masih perlu waktu. Kami akan terus memantau vaksin Merah Putih. Saya bersama Pak Menkes Budi ditugaskan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya," tutup Erick.
Infografis: Perjalanan Wabah dan Vaksinnya
Advertisement