Liputan6.com, Jakarta - Meski vaksin Sinovac telah dibolehkan untuk digunakan dalam keadaan darurat dan akan segera digunakan, vaksinasi COVID-19 saja tidak serta merta memberikan perlindungan 100 persen dari penularan Virus Corona.
Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, mengatakan, seseorang yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tetap memiliki potensi tertular SARS-CoV-2 atau Virus Corona.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa meski tidak bisa menjamin 100 persen orang untuk tidak tertular penyakit, tapi vaksin tetap bermanfaat untuk mencegah dirinya mengalami gejala yang lebih berat.
Advertisement
"Sama seperti kalau disuntik (vaksin) BCG tetapi anaknya sudah suntik kok masih kena TBC, karena bapaknya ngelonin terus setiap malam. Namun, anak ini tidak menjadi TBC berat," kata Sri Rezeki dalam konferensi pers dari BPOM pada Senin (11/1/2021).
"Ini (vaksin COVID-19) juga begitu. Jadi, kalau pun dia sudah diimunisasi, kena COVID, InsyAllah tidak berat, kalau dia memang tidak imun. Karena kita tidak bisa tahu apakah virus yang kena itu lebih ganas," ujarnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tetap Harus Cegah dengan 3M
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah vaksin COVID-19 tetap membutuhkan waktu untuk mengembangkan antibodi.
Menurut Iris Rengganis, Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia dalam kesempatan yang sama, jangan sampai seseorang merasa aman apabila sudah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin COVID-19.
Iris mengatakan bahwa untuk benar-benar membentuk perlindungan yang maksimal, dibutuhkan dua kali penyuntikkan vaksin.
"Sementara menunggu dua minggu, 3M harus tetap kita pakai, sama 3T. Jangan sampai ada miskomunikasi."
Sri Rezeki juga menegaskan bahwa meski telah mendapatkan dua kali suntik vaksin, penerapan protokol kesehatan demi mencegah terinfeksi virus corona tetap harus dilakukan.
"Setelah kita disuntik dua kali, itu kita tidak langsung tinggi antibodinya. Kita perlu waktu untuk meningkatkan antibodi," kata Sri Rezeki.
Ia menjelaskan, setelah dua kali penyuntikkan, dibutuhkan waktu hingga 14 hari sampai satu bulan agar antibodi yang timbul benar-benar maksimal. Di antara waktu-waktu tersebut, seseorang masih tetap rentan terinfeksi virus corona.
"Maka masker tidak boleh lepas. Apalagi kalau belum seluruhnya (mau divaksin), ada yang menolak segala. Itu yang kemudian jadi semuanya tidak aman. Maka di sini kita harus bersama-sama diimunisasi, harus bersama-sama kita imun, itu kuncinya."
Advertisement