Liputan6.com, Jakarta - Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto didiagnosis mengidap kanker prostat. Kabar kurang mengenakan ini dibagikannya melalui unggahan di Instagram pribadinya, @kaksetosahabatanak, sekitar 16 jam yang lalu.
Lewat keterangan foto yang memerlihatkan Kak Seto terbaring di atas ranjang rumah sakit dan ditemani keluarganya, tokoh masyarakat yang juga psikolog anak ini diketahui kena kanker prostat setelah mengalami penurunan kondisi beberapa minggu terakhir.
Baca Juga
"Beberapa minggu belakangan ini kondisi kesehatan saya memang menurun. Dan setelah melakukan beberapa kali pemeriksaan ternyata saya didiagnosa mengidap kanker prostat," tulis Kak Seto.
Advertisement
"Sungguh sangat mengejutkan untuk saya dan juga keluarga," lanjutnya.
Namun, kanker prostat tak lantas mematahkan semangatnya. "Apapun yang terjadi tetap harus saya hadapi dengan penuh rasa syukur, ikhlas dan tabah," kata Kak Seto.
Simak Video Berikut Ini
Kena Kanker Prostat, Kak Seto Jalani Operasi Hari Ini
Dari keterangan tersebut diketahui bahwa Kak Seto sudah berada di rumah sakit sejak Jumat, 12 Februari 2021, guna menjalani perawatan sekaligus persiapan operasi biopsi prostat pada Sabtu pagi hari ini, 13 Februari 2021.
"Dari hasilnya nanti akan diketahui apakah sel kanker yang ada termasuk jinak atau ganas," tulis kak Seto.
Kak Seto pun memohon doa agar hasil yang didapatkan nanti adalah yang terbaik,Mohon do'a sahabat-sahabat semua ya, semoga hasilnya yang terbaik sehingga saya dapat terus melanjutkan pengabdian terbaik saya bagi anak-anak di seluruh tanah-air. Aamiin YRA,".
Advertisement
Soal Kanker Prostat
Kanker prostat menduduki peringkat keempat terbanyak di dunia menurut data WHO pada 2018. Kanker ini menyerang kelenjar prostat sebagai organ pada pria yang berfungsi memproduksi cairan semen untuk memperpanjang usia sperma.
Dalam sebuah kesempatan, Dr. Agus Rizal Ardy, Sp.U(K), Ph.D dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, pemeriksaan kanker prostat bisa dilakukan dengan colok dubur dan USG. Prostat yang normal memiliki permukaan halus ketika diraba, pada stadium awal mulai bisa teraba benjol atau bisa juga tidak.
“Yang sering terjadi adalah prostatnya membesar dan ada kankernya. Di stadium lanjut seluruh prostat sudah ditutupi oleh kankernya,” ujar Agus dalam webinar Rumah Sakit Bunda, Sabtu (26/9/2020).
Sama seperti kanker lainnya, faktor risiko dari kanker prostat tidak spesifik. Beberapa studi menyatakan banyaknya penemuan kanker prostat pada pria lansia membuat faktor usia dianggap sebagai salah satu peningkat faktor risiko.
“Kemudian di beberapa penelitian menyebutkan ras tertentu memiliki risiko kanker prostat yang lebih agresif. Tapi di penelitian terakhir dinyatakan bahwa ini tidak terjadi. Kemudian dikaitkan juga dengan faktor demografi, genetik, juga dikorelasikan dengan diet.”
Faktor diet dicantumkan karena ada penelitian di Italia yang menyebutkan tingkat kanker prostat di sana sangat rendah. Peneliti menemukan bahwa masyarakat Italia sering memakan tomat sehingga tomat dikatakan bisa mengurangi risiko kanker prostat karena tomat mengandung likopen yang merupakan antioksidan.
“Secara prinsip kita katakan bahwa hampir semua makanan sehat seperti buah dan sayur dapat menurunkan risiko terjadinya kanker prostat.”