Cegah Penularan, Pastikan Pasien Kusta Mengonsumsi Obat Secara Teratur

Dokter mengatakan bahwa pasien kusta harus didorong untuk minum obat secara teratur

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Feb 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 18:00 WIB
Kusta
Stigma yang menempel pada penyakit kusta masih sangat kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Kusta bukanlah penyakit yang disebabkan oleh kutukan atau guna-guna. Jika ada anggota keluarga yang terkena penyakit tersebut, menjauhkannya dari orang lain bukanlah penanganan yang tepat.

Dokter spesialis kulit dan kelamin Zunarsih, Sekretaris Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia mengatakan, kusta merupakan penyakit menular yang paling sulit menular.

"Karena 95 persen dari populasi punya kekebalan alami terhadap kusta," kata Zunarsih dalam sebuah temu media virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.

Dari 5 persen populasi yang tidak kebal kusta, hanya 2 persen yang sakit dan hanya 3 persen bisa sembuh sendiri.

Zunarsih mengatakan, bakteri kusta dapat menular melalui pernapasan. Namun, penularannya kusta tidak semata-mata karena hal tersebut.

"Jadi meskipun dia seperti TBC yang ditularkan melalui pernapasan, tetapi tidak serta merta orang yang kontak dengan pasien kusta akan tertular. Jadi tidak usah terlalu dengan pasien kusta," kata Zunarsih.

Zunarsih menjelaskan, mereka yang berisiko tertular kusta adalah orang yang berkontak erat dan lama dengan pasien yang memiliki kusta basah dan belum terobati.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Pastikan Pasien Minum Obat Teratur

Bercak kusta
Kipas yang dibagikan Kementerian Kesehatan untuk program eliminasi kusta. (Nilam Suri/Liputan6.com

Menurutnya, apabila seorang pasien minum obat, maka dalam dua pekan setelah mengonsumsi obat, kustanya tidak lagi menular. "Jadi tidak perlu isolasi sendiri, alat-alat makan dipisah, itu tidak perlu."

"Pastikan saja apabila ada anggota keluarga yang menderita kusta, dia minum obat teratur setiap hari. Insyaallah setelah dua minggu tidak menular lagi," ujarnya.

Agar cepat diobati dan memutus penularannya, Zunarsih pun menegaskan bahwa deteksi dini dan penemuan kasus kusta harus dilakukan dengan cepat. Hal ini juga demi mencegah kecacatan pada orang yang terkena penyakit itu.

Zunarsih mengatakan, tanda pertama dari kusta adalah munculnya bercak-bercak yang berwarna putih seperti panu atau merah seperti kurap, benjol-benjol seperti jerawat atau bisul, maupun lepuh.

"Cuma kata kuncinya adalah bercaknya tidak nyeri, bercaknya tidak gatal," ujar Zunarsih yang juga tergabung dalam Persatuan Dokter Kulit dan Kelamin Indonesia ini.

Zunarsih mengatakan, kusta merupakan penyakit dengan masa inkubasinya sangat lama yaitu rata-rata dua sampai lima tahun

Maka dari itu, apabila masyarakat memiliki kondisi-kondisi di atas yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun, Zunarsih pun mengimbau agar segera datang ke pelayanan kesehatan.

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya