Wisata Alam dapat Kurangi Stres, Ini Penjelasan Psikolog

Apa yang membuat melakukan wisata alam dapat mengurangi stres?

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Mar 2021, 08:08 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 19:00 WIB
Wisata Alam
Wisata Alam Batu Kuda Bandung. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Tidak sedikit orang yang memilih berwisata alam guna mengurangi stres akibat tekanan kerja dan masalah kehidupan lainnya.

Seperti yang dirasakan seorang pekerja pabrik asal Bandung, Solehan Yusuf, 26, yang mengaku senang berwisata alam seperti mendaki gunung dan kegiatan luar ruangan lainnya untuk mengurangi stres. Dengan wisata alam, dia mendapatkan berbagai manfaat.

“Manfaatnya untuk kesehatan diri, kesehatan fisik maupun mental. Fisik jadi lebih bugar karena udara masih bersih. Mental lebih sehat karena merasa senang dengan keadaan alam,” katanya kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, ditulis Selasa (23/3/2021).

Menanggapi hal ini, psikolog klinis dari lembaga holistic healing Enlightmind, Nirmala Ika mengatakan bahwa wisata alam mengurangi stres karena berada di alam membantu mengurangi kortisol.

Kortisol berkaitan erat dengan hormon yang menyebabkan stres. Selain itu, berwisata alam juga cenderung meningkatkan dopamin dan endorfin yang mendorong perasaan bahagia.

“Karena itu wisata alam cenderung membuat kita menjadi lebih relaks, membuat mood kita menjadi lebih baik, membuat kita merasa lebih sehat dan akhirnya mengurangi stres dan ketegangan,” kata Nirmala kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, ditulis Selasa (23/3/2021).

Simak Video Berikut Ini

Mendaki Gunung

Ilustrasi Pendaki Gunung
Ilustrasi Pendaki Gunung. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com)

Salah satu kegiatan luar ruangan yang digemari banyak orang adalah naik gunung. Menurut Nirmala, mendaki gunung sebenarnya bukan hal sederhana dan mudah karena memerlukan persiapan.

Walaupun pemandangan di atas gunung sering kali menggoda untuk didatangi tapi lebih baik setiap orang bijak juga untuk melihat kapasitas diri sendiri, katanya.

“Apakah kita secara fisik cukup kuat? Apakah kita punya pengalaman atau informasi yg memadai untuk naik gunung? Apakah karakter saya juga cocok? Apa tujuan saya naik gunung? Apa motivasi saya?”

Pertimbangan-pertimbangan tersebut menjadi faktor yang menyebabkan sebagian orang sangat senang naik gunung dan sebagian lagi tidak.

Bagi Solehan, mendaki gunung menjadi kegiatan yang ia senangi. Walaupun fisik terasa lelah, tapi perasaan menjadi bahagia.

“Kalau fisik pasti cape ya, tapi enggak masalah, karena ini bagian dari olahraga, terus perasaan senang,” katanya.

Bagi orang yang tidak suka mendaki gunung, Nirmala merekomendasikan wisata alam yang santai dan ringan.

“Wisata alam itu banyak sebenarnya, bahkan berjalan kaki sejenak di hutan kota itu juga bisa membantu daripada memaksakan naik gunung tapi akhirnya kelelahan dan frustrasi. Jadi kebijaksanaan juga diperlukan ya,” tutupnya.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya