Menteri PPPA: Panutan Utama Anak Seyogianya Orangtua, Bukan Teknologi

Menteri Bintang Puspayoga juga mengatakan bahwa orangtua sebagai pengasuh utama harus memiliki literasi digital yang mumpuni dan perlu beradaptasi dengan menerapkan digital parenting

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Mar 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi anak-anak beraktivitas di dunia maya/di internet
Ilustrasi anak-anak beraktivitas di dunia maya/di internet. Kredit: Marc Thele via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan bahwa peran orangtua tidak dapat tergantikan oleh teknologi, secanggih apapun itu.

Dalam sebuah seminar pada Sabtu kemarin, Bintang mengatakan bahwa peran pengasuhan yang seimbang antara ibu dan ayah, khususnya di situasi pandemi saat ini sangatlah penting dan berdampak pada tumbuh kembang anak.

Menurutnya, meski teknologi semakin maju dan dekat dengan kehidupan, orangtua dituntut untuk mampu menjadi teladan dan panutan utama bagi anak-anaknya.

Selain itu, orangtua juga harus lebih jeli dan hati-hati dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak di era digital seperti sekarang.

"Ingat, anak adalah peniru ulung. Panutan utama anak seyogianya adalah orangtua, bukan teknologi," kata Menteri Bintang dikutip dari siaran pers di laman resmi Kementerian PPPA pada Minggu (28/3/2021).

"Oleh karenanya, orangtua sebagai pengasuh utama harus memiliki literasi digital yang mumpuni dan perlu beradaptasi dengan menerapkan digital parenting," ia melanjutkan.

Bintang mengatakan, orangtua harus ikut mendampingi anak dalam penggunaan teknologi informasi, serta memastikan keamanan dari konten yang diakses oleh anak.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Saling Berbagi Peran Ibu dan Ayah

Ilustrasi liburan bersama keluarga.
Ilustrasi liburan bersama keluarga. (dok. JillWellington/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Bintang juga menekankan bahwa baik ayah dan ibu harus saling berbagi peran dalam mengasuh anak, termasuk bersama-sama menjadi panutan dalam penerapan protokol kesehatan di masa pandemi.

Ia menyebut bahwa meski terdapat arahan dari Presiden Joko Widodo mengenai Peningkatan Peran Ibu dan Keluarga dalam Pendidikan atau Pengasuhan Anak, tetapi bukan berarti pendidikan dan pengasuhan anak hanya menjadi tugas perempuan sendiri.

"Kesetaraan dalam keluarga dan pembagian peran yang seimbang antara ayah dan ibu merupakan hal yang krusial dalam pengasuhan," katanya.

"Jika pengasuhan hanya dibebankan pada ibu saja, maka akan memengaruhi pola pikir anak menjadi bias gender, sehingga budaya patriarki terus langgeng hingga lintas generasi," kata Bintang.

Selain itu secara psikologis, keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga akan berdampak pada tumbuh kembang anak yang maksimal.

"Ketidakhadiran ayah dalam ruang-ruang keluarga, baik secara psikologis maupun fisik akan berdampak pada kemampuan dan keterampilan sosial anak, kemandirian anak, dan kematangan anak di masa perkembanganya," kata Susanto, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam acara yang sama.

Infografis Eksploitasi Seksual Anak

Eksploitasi Seksual Anak
Infografis eksploitasi seksual anak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya