[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: 5 Hal Tentang Varian B.1.617 yang Bermula dari India

Varian baru yang semulai dilaporkan dari India (B.1.617) masih terus dalam pengamatan para pakar di dunia.

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 26 Mei 2021, 21:40 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2021, 21:40 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)

Liputan6.com, Jakarta - Varian baru yang semulai dilaporkan dari India (B.1.617) masih terus dalam pengamatan para pakar di dunia. Kita tahu bahwa varian B.1.617 ini terdiri dari tiga jenis, yaitu B.1.617.1, B.1.617.2 dan B.1.617.3.  Secara lebih teknis lagi varian B.1.617 ini tersusun dari berbagai mutasi, yaitu L452R, D614G, P681R, ± (E484Q, Q107H, T19R, del157/158, T478K, D950N).

Data World Health Organization (WHO) per 25 Mei 2021 menyampaikan lima hal terkini tentang varian B.1.617 ini. Berdasarkan perkembangan ilmiah yang terakhir. Pertama, sudah ada beberapa data ilmiah yang menunjukkan bahwa memang varian ini lebih mudah menular. Data terbaru dari Inggris tanggal 29 Maret sampai 28 April 2021 menunjukkan bahwa “secondary attack rates” varian B.1.617.2 lebih tinggi daripada B.1.1.7. Datanya didapat dari proporsi angka tes positif dari kontak kasus COVID-19 yang “confirmed” dan juga yang “probable”.

Hal kedua adalah tentang dampaknya membuat penyakit menjadi lebih berat dan parah, dan atau menyebabkan kematian. Data yang dikumpulkan WHO sampai 25 Mei 2021 menunjukkan hal ini masih “under investigation”, masih diperlukan data ilmiah yang lebih sahih untuk membuat kesimpulan akhir. Di sisi lain, memang ada beberapa laporan yang membahas tentang beratnya penyakit yang ditimbulkannya.

Hal ketiga tentang kemungkinan terinfeksi ulang sesudah sembuh. Data sejauh ini menunjukkan bahwa statusnya juga masih “under investigation”, tetapi WHO sudah menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa B.1.617.1 mengakibatkan penurunan aktivitas netralisasi.

Hal keempat, sejauh ini belum ada laporan ilmiah yang sahih tentang dampak varian B.1.617 terhadap diagnosis COVID-19 dengan PCR dan atau rapid antigen.

Hal kelima yang banyak dibahas adalah dampak varian B.1.617 terhadap efikasi vaksin. Laporan awal dari Inggris menunjukkan ada sedikit penurunaan efektifitas vaksin Pfizer BioNTech dan AstraZeneca-Vaxzevria terhadap B.1.617.2, dibandingkan dengan B.1.1.7. Data efikasi vaksin Pfizer BioNTech adalah 93.4 persen terhadap B.1.1.7 dan 87.9 persen terhadap B.1.617.2. Angkanya untuk vaksin AstraZeneca-Vaxzevria adalah 66.1 persen terhadap B.1.1.7 dan juga sedikit lebih rendah (59.8 persen) terhadap B.1.617.2. 

 

 

Dampaknya Terhadap Kapasitas Vaksin

Penelitian lain juga menunjukkan adanya sebagian penurunan kapasitas vaksin terhadap B.1.617.1. Ada penelitian berskala kecil yang menunjukkan penurunan dua kali dari kapasitas netralisasi terhadap varian B.1.617.1 sesudah 2 dosis vaksin SII –Covishield, dibandingkan dengan terhadap lineage B.1 secara umum.

Ada juga penelitian skala kecil lain yang juga menunjukkan penurunan netralisasi terhadap B.1.617.1 pada vaksin  Moderna- mRNA-1273 (hanya 15 sample) dan Pfizer BioNTech (hanya 10 sample). Juga ada data penurunan netralisasi juga terhadap varian B.1.617 pada vaksin Bharat – Covaxin, bila dibandingkan dengan varian VOC 202012/01 (B.1.1.7).

Karena data-data masih awal, maka WHO menyatakan bahwa  bukti ilmiah dampak efikasi vaksin pada varian B.1.617.1, B.1.617.2 atau B.1.617.3 memang masih amat terbatas. Artinya perlu ditunggu perkembangan hasil penelitian selanjutnya. 

 

*Penulis adalah Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI/Mantan Direktur WHO Asia Tenggara serta Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Infografis

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya