PPKM Mikro dan Lockdown Esensinya Sama, Jokowi: Tidak Perlu Dipertentangkan

Sejumlah alasan Jokowi memilih PPKM Mikro bukan lockdown menekan laju COVID-19 di Indonesia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 23 Jun 2021, 16:51 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2021, 16:51 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kita tidak boleh menyepelekan yang namanya COVID-19 dalam pernyataannya pada Minggu, 2 Mei 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasan pemerintah memilih PPKM Mikro bukan lockdown guna menekan laju kasus COVID-19 di tanah air.

Jokowi, mengatakan, pemerintah telah memelajari berbagai opsi dalam hal penanganan COVID-19 di Indonesia. Dengan memerhitungkan kondisi ekonomi, sosial, politik di tanah air, serta pengalaman dari negara lain.

"Dan, pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan COVID-19 hingga ke tingkat desa atau langsung ke akar masalah, yaitu komunitas," kata Jokowi Jokowi saat menyampaikan Keterangan Pers terkait Penanganan COVID-19 Terkini di Istana Bogor, Rabu, 23 Juni 2021.

Ada pun alasan pemerintah memilih melaksanakan PPKM Mikro, pemerintah melihat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro masih menjadi kebijakan paling tepat untuk konteks saat ini, yaitu untuk mengendalikan COVID-19 di Indonesia.

"Karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat," ujar Jokowi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini


PPKM Mikro dan Lockdown Memiliki Esensi yang Sama

Menurut Jokowi, PPKM Mikro dan Lockdown memiliki esensi yang sama, yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Oleh sebab itu tidak perlu dipertentangkan.

"Jika PPKM Mikro terimplementasi dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, seharusnya laju kasus bisa dikendalikan," katanya.

"Persoalannya, PPKM Mikro belum menyeluruh, dan masih sporadis di beberapa tempat," Jokowi melanjutkan.

Jokowi pun meminta kepada gubernur, bupati, dan walikota mengukuhkan komitmennya memertajam penerapan PPKM Mikro, dengan mengoptimalkan posko-posko COVID-19 yang sudah terbentuk di wilayah desa maupun kelurahan.

Fungsi utama posko adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat agar disiplin 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Kedisiplinan 3M menjadi kunci dan menguatkan pelaksanaan 3T, testing, tracing, treatment hingga ke tingkat desa.

"Oleh sebab itu, mari kita semua lebih berdisiplin, disiplin yang kuat dalam menghadapi wabah ini," ujarnya.

 


COVID-19 Penyakit yang Tidak Memandang Ras dan Agama

Wabah ini, kata Jokowi, masalah yang nyata. COVID-19 adalah penyakit yang tidak mengenal ras, diskriminasi, tidak peduli asal usulnya, status ekonomi, agama, suku bangsa.

"Semuanya dapat terkena," kata Jokowi.

"Ini penyakit yang tidak melihat siapa kita. Jika kita tidak berhati-hati, tidak berdisiplin, menjaga diri, kita bisa kena," Jokowi menekankan.


Infografis Mini Lockdown ala Jokowi.

Infografis Mini Lockdown ala Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Mini Lockdown ala Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya