Jabar Perlu 100 Ribu Kader PKK untuk Jadi Tim Pelacak COVID-19

Pemerintah Jawa Barat mengaku membutuhkan 100 ribu kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Jawa Barat. Mereka akan menjadi tim pelacak COVID-19.

oleh Arie Nugraha diperbarui 04 Jul 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 21:00 WIB
FOTO: Antisipasi Penyebaran COVID-19, RSUI Gelar Swab Test Massal
Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat mengaku membutuhkan 100 ribu kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Jawa Barat. Mereka akan menjadi tim pelacak COVID-19.

Nantinya satu kader PKK itu bertugas untuk satu Rukun Tetangga (RT). Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tugas tim pelacak COVID-19 yakni mencari warga yang memiliki gejala COVID-19 atau mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19.

"Saya butuh hampir 100 ribu pelacak COVID-19 dari kader PKK. Di setiap RT, satu orang karena jumlah RT di Jabar ada 100 ribu lebih," ujar Ridwan Kamil ditulis Sabtu, 3 Juli 2021.

Ridwan Kamil mengatakan, kader PKK dapat melacak warga yang berpotensi terpapar COVID-19 melalui sambungan telepon. Selain melacak, kader PKK juga harus memotivasi warga agar mau menjalani tes COVID-19.

Jika warga tersebut positif COVID-19 lanjut Ridwan Kamil, kader PKK mesti mengarahkan warga tersebut untuk menjalani isolasi mandiri. Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah maupun ruang isolasi yang ada di desa atau kelurahan.

"Tugasnya hanya dua, menelepon yang terduga karena kontak erat dan memotivasi agar mau dites," kata Ridwan Kamil.

Pelacakan sangat perlu dilakukan untuk mendeteksi dini warga yang terpapar COVID-19. Deteksi dini dilakukan agar pasien COVID-19 mendapatkan penanganan lebih cepat dan mencegah kegawatan.

 

Perlu 100 Ribu Kader PKK

Otoritasnya membutuhkan sekitar 100.000 kader PKK di 27 kabupaten/kota untuk menjadi tim pelacak COVID-19 di seluruh RT di Jabar yang mencapai 100.000 RT.

"Kita ingin tren turun dan terkendali karena berhasil menemukan orang yang terpapar COVID-19 oleh relawan PKK," ucap Ridwan Kamil.

Sementara itu Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya mengajak seluruh kader berkontribusi menangani pandemi COVID-19.

Salah satunya dengan menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M.

"Kita tidak tahu siapa yang akan memaparkan. Kadang-kadang justru klaster keluarga yang paling dekat dengan kita," sebut Atalia.

Atalia mengimbau kepada seluruh kader PKK seluruh Jawa Barat untuk terus disiplin menerapkan prokes 5M.

Selain itu, seluruh kader PKK Jawa Barat untuk terus bergerak dan berkontribusi dalam penanganan dan pencegahan penularan COVID-19.

"Jangan pernah berhenti untuk menebar manfaat. Mari terus bergerak sampai jantung tak lagi berdetak," tukas Atalia.

Atalia juga mengapresiasi semua pihak yang tidak kenal lelah untuk memberikan manfaat kepada masyarakat dalam kondisi apapun. Apalagi saat ini, banyak kader PKK di Jawa Barat yang terkonfirmasi positif COVID-19. (Arie Nugraha)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya