Kabar Baik, Kasus COVID-19 Menurun 18 Persen Dibandingkan Minggu Lalu

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyampaikan ada penurunan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 18 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Agu 2021, 14:50 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2021, 14:50 WIB
dr Siti Nadia Tarmizi
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menyampaikan ada penurunan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 18 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Penurunan kasus signifikan terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Barat yang sangat mempengaruhi tren penambahan kasus secara nasional.

Namun di saat bersamaan, beberapa provinsi melaporkan peningkatan kasus COVID-19 hingga lebih dari 20 persen dibanding pekan lalu. Seperti terjadi di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Gorontalo, dan Bangka Belitung.

Testing Rate dan Positivity Rate

Dalam hal ini, testing rate dan positivity rate merupakan indikator yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Nadia, positivity rate hanya dapat diinterpretasikan jika target tes yang menunjukkan bahwa surveilans adekuat mencapai target minimal 1 orang per 1.000 penduduk per pekan.

Secara nasional testing rate saat ini adalah 3,53 per 1.000 penduduk per pekan dengan positivity rate mingguan sebesar 23,6 persen walau tren positivity rate terus menurun di awal Juli sebanyak 30.1 persen, dan saat ini menurun hingga 22.5 persen.

Nadia juga menyebutkan beberapa provinsi yang belum mencapai target tes yakni Aceh, Lampung, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Maluku.

Untuk itu, pihaknya terus menggalakan pelacakan kontak erat. Pasalnya, pelacakan kontak erat adalah kunci untuk menemukan kasus lebih awal, agar segera diisolasi/karantina sehingga tidak menyebar.

“Dengan terus melibatkan semua pihak, terutama TNI dan Polri, jumlah kontak erat yang dilacak semakin meningkat. Pemerintah juga terus mengupayakan agar pelacakan ditingkatkan. Dengan memperbaiki sistem aplikasi pencatatan dan pelaporan.”

Ia berharap, semua daerah dapat meningkatkan dan mempertahankan tes terutama untuk kasus-kasus suspek dan kontak erat yang ditemukan.

Terkait BOR

Selanjutnya, Nadia juga melaporkan, tidak ada provinsi yang mencatat Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur isolasi lebih dari 80 persen per 12 Agustus.

Hal ini menggembirakan sehingga dapat menekan beban sistem kesehatan di rumah sakit, katanya.

“Namun untuk BOR ICU, terdapat 4 provinsi dengan BOR ICU lebih dari 80 persen yaitu Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau.”

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah menunjukkan hasil yang baik.

Secara nasional, berdasarkan perhitungan menggunakan 6 indikator Kementerian Kesehatan, jumlah provinsi di level 4 menurun dari pekan lalu. Seperti di Pulau Jawa, Jawa Barat dan Banten sekarang sudah level 3.

Menurutnya, angka kejadian kasus atau insidensi di Pulau Jawa dan Bali tampak menurun dalam 2-3 pekan terakhir yang berdampak besar pada penurunan insidensi kasus secara nasional.

“Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa insidensi kasus meningkat di wilayah-wilayah luar Pulau Jawa-Bali, sehingga harus terus memperkuat upaya tes, lacak, dan isolasi, serta meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” tutupnya.

Infografis Yuk Kenali KIPI dan Penanganan Usai Disuntik Vaksin COVID-19

Infografis Yuk Kenali KIPI dan Penanganan Usai Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Yuk Kenali KIPI dan Penanganan Usai Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya