Liputan6.com, Jakarta Aneka kegiatan yang tetap digelar pada perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus lalu diprediksi rentan membuat kenaikan kasus COVID-19. Pakar Kesehatan Masyarakat, Hasbullah Thabrany kenaikan kasus Covid-19 ini diperkirakan 10 hingga 20 persen.
Hasbullah mengatakan peningkatan kasus COVID-19 lebih banyak terjadi di luar DKI Jakara.
"Analisis saya akan terjadi kenaikan karena memang kalau kita lihat berita-berita di televisi banyak kegiatan-kegiatan yang tidak sepenuhnya menggunakan protokol kesehatan. Jadi mungkin akan terjadi transmisi itu kebanyakan di luar Jakarta," kata Hasbullah.
Advertisement
"Kalau di Jakarta karena sudah banyak yang divaksin COVID-19, insya Allah tidak terlalu berisiko untuk penularan," lanjutnya mengutip dari Merdeka.
Baca Juga
Provinsi luar DKI Jakarta yang perlu mengantisipasi lonjakan kasus Corona dampak perayaan HUT ke-76 RI adalah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Tiga provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini harus mengambil langkah tepat untuk menekan fatalitas akibat Covid-19 dalam dua hingga tiga pekan ke depan.
"Isoman (isolasi mandiri) jangan lagi di rumah, harus di tempat-tempat di mana dokter dapat memantau. Kalau di rumah sendirian ini berbahaya," ujarnya.
Â
Â
Penulis: Titin Supriatin/Merdeka.com
Mengapa Luar Jawa Mesti Waspada?
Sementara itu, epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono memprediksi kasus COVID-19 dapat meningkat hingga 1,4 kali lipat di Pulau Jawa dan Bali dampak perayaan HUT ke-76 RI.
Menurut Miko, peningkatan kasus COVID-19 usai perayaan HUT ke-76 RI di Pulau Jawa dan Bali tidak terlalu tajam. Herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap Covid-19 di Jawa dan Bali sudah tercapai.
Senada dengan Hasbullah, Miko melihat, kemungkinan kenaikan kasus penularan virus Corona di luar Jawa dan Bali dampak perayaan HUT ke-76 RI akan sangat besar.
"Prevalensinya sudah melebihi 60 persen di Jawa Bali. Nah belum tahu kalau di luar Jawa Bali karena sedang menuju prevalensi itu, 40-50 lah kalau di luar Jawa Bali. Kalau di Jawa Bali ada peningkatan tapi tidak sebanyak sebelumnya," jelasnya.Â
Â
Advertisement